REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Rombongan Kirab Resolusi Jihad memasuki Kota Yogyakarta. Rombongan tiba setelah perjalanan 11 hari dari Banyuwangi.
"Alhamdulillah perjalanan kami sudah memasuki hari ke tujuh, berawal dari Jakarta menuju Banyuwangi, dari Banyuwangi, kami rombongan kirab resolusi jihad mulai melakukan perjalanan keseluruh kabupaten Kota di Jawa Timur, semakin hari rombongan semakin semangat dan semakin bergelora," kata Koordinator Kirab Resolusi Jihad, Hari Santri Nasional, Isfah Abidal Aziz di Ponpes Krapyak, Yogyakarta, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (18/10).
Rombongan Kirab akan melakukan perjalanan sampai Cilegon, Banten, dan akan berakhir di Jakarta untuk mengikuti apel Hari Santri Nasional (HSN). "Perjalanan sampai Cilegon, hingga hari ini peserta tanpa doping vitamin, hanya dengan doa para kiai para masayikh, peserta rombongan sehat dan semakin menjadi-jadi, bahkan pagi ini kami melakukan ziaroh maqbaroh ke makam KH Ali Maksum dengan berjalan kaki sejauh 3 kilo meter tanpa merasakan lelah sedikitpun," ujarnya
Rombongan Kirab yang bermalam di Pondok Pesantren Krapyak, pada pelepasannya dihadiri Wakil Ketua PBNU KH Maksum Mahfud dan Sekjen PBNU H. Helmy Faishal Zaini,
Rombongan kirab melanjukan perjalanan ke Pondok Pesantren Mlangi, dan PCNU Magelang, di PCNU Magelang ribuan santri perwakilan dari seluruh pesantren Magelang berkumpul untuk mengikuti apel Akbar.
“Setiap hari kantor PBNU hari-hari ini didatangi tamu-tamu penting dari seluruh bangsa-bangsa di dunia, beliau-beliau menyampaikan, wahai para ulama NU, bimbinglah kami masyarakat Islam dunia agar menjadi Islam yang damai sebagaimana yang diajarkan kepada ulama kita,” ungkap Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini.
"Kita masih menghadapi gerakan-gerakan Islam radikal, yang sekarang mengatasnamakan Islam tetapi mereka melakukan teroris, bom bunuh diri dan aksi brutal, ini menjadi tanggung jawab bagi santri dan santriwati untuk melawan teror radikal ini."
"NU terus melakukan yang disebut sebagai kampanye Islam for peace, Islam bagi perdamaian dunia karena NU mengajarkan Islam yang ramah bukan Islam yang marah, NU mengajarkan Islam yang merangkul bukan Islam yang memukul," pungkasnya