Selasa 18 Oct 2016 18:42 WIB

Pentingnya Inovasi di Negara Islam

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agung Sasongko
Para menteri luar negari anggota Organisasi Kerjasama Islam (OIC) dalam sesi befoto bersama. (ilustrasi)
Foto: REUTERS
Para menteri luar negari anggota Organisasi Kerjasama Islam (OIC) dalam sesi befoto bersama. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TASHKENT -- Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi menekankan pentingnya pendidikan untuk membuat dunia lebih damai dan sejahtera. Retno menyampaikannya dalam Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-43 Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Tashkent, Uzbekistan beberapa waktu lalu.

 

KTM membawa tema “Education and Enlightenment - Path to Peace and Creativity”. Menurut siara pers Kemlu RI, Selasa (18/10), Retno mengingatkan Islam dalam sejarahnya memiliki tingkat peradaban yang tinggi. Islam telah berkontribusi besar bagi pendidikan dan pembangunan peradaban Dunia.

Namun, kontribusi dunia Islam di bidang pendidikan saat ini tidak banyak terlihat. "Kita harus membuat peran Islam di bidang pendidikan menjadi hebat kembali, berkontribusi terhadap penemuan baru dan inovasi serta perdamaian dan kesejahteraan dunia" kata Retno.

 

Ia juga menegaskan bahwa pendidikan telah menjadi isu prioritas sejak awal pendirian OKI. Kerja sama pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, inovasi, pemberdayaan dan kemajuan peran perempuan merupakan bagian kunci dari Program Aksi OKI 2025. Sehingga, menurut Retno, penting bagi negara anggota OKI untuk meningkatkan komitmen terhadap pendidikan, termasuk meningkatkan komitmen pendanaan bagi pendidikan.

"Negara-negara Islam harus memastikan prinsip pendidikan bagi semua menjadi bagian dalam kebijakan nasional dan memastikan adanya pendanaan yang memadai bagi pendidikan di tingkat nasional", katanya Retno. Secara khusus, ia menekankan pentingnya dunia Islam memberdayakan dan mengutamakan peran perempuan dalam pendidikan.

Menurutnya, perempuan harus mendapat akses kepada pendidikan sebagai salah satu hak dasar. Penting bagi negara anggota OKI untuk mewujudkan komitmen tersebut ke dalam program konkret yang diimplementasikan.

"Sangat disayangkan bahwa di abad ke-21 masih banyak perempuan yang belum mendapat akses kepada pendidikan, untuk itu Indonesia siap untuk terus berkontribusi guna memastikan perempuan mendapatkan hak yang sama kepada pendidikan", katanya. Lebih lanjut Retno menyampaikan, perempuan merupakan agen perubahan penting dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada saat ini di dunia Islam, termasuk dalam menanggulangi terorisme, radikalisme dan ekstrimisme.

"Perempuan sebagai pendidik utama anak-anak memiliki kemampuan untuk mendorong dan memperkuat nilai-nilai toleran dan budaya damai kepada masyarakat Islam", katanya. Dalam kesempatan tersebut, Retno juga menyampaikan upaya Pemerintah dalam memajukan pendidikan di Indonesia, termasuk upaya untuk mengutamakan peran perempuan.

Ia menegaskan komitmen tinggi Pemerintah dalam pendidikan yang antara lain alokasi sebesar 20 persen dari APBN untuk pendidikan sesuai mandat konstitusi. Selain itu Retno juga menyampaikan komitmen Pemerintah untuk melibatkan peran perempuan dalam kabinet yang saat ini jumlah perempuan dalam kabinet hampir mencapai 30 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement