Jumat 14 Oct 2016 23:37 WIB

Psikolog: Masyarakat Indonesia Masih Berorientasi Duniawi

Dimas Kanjeng, Taat Pribadi
Foto: Antara
Dimas Kanjeng, Taat Pribadi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebagian masyarakat Indonesia masih berorientasi duniawi dalam hidup beragamanya sehingga mudah ditipu.

"Hal itu ditunjukkan dengan adanya fenomena penggandaan uang. Sebagian masyarakat masih percaya dengan fenomena tersebut sehingga berupaya menggandakan uangnya dengan cara yang tidak masuk akal," kata psikolog dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Elli Nur Hayati.di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, fenomena penggandaan uang sebenarnya banyak terjadi di Indonesia, tetapi yang nilai uangnya sangat besar adalah kasus Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Selain uang, korban penipuan penggandaan uang oleh Dimas Kanjeng juga sangat banyak.

Dalam kasus tersebut, kata dia, Dimas Kanjeng piawai dalam memberikan harapan yang menimbulkan optimisme jamaahnya untuk mendapatkan uang berlipat ganda dari sejumlah uang yang disetorkan.

"Optimisme menjadi magnet bagi sebuah komunitas untuk mau berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan pemimpinnya," kata Elli yang juga Ketua Dewan Pakar Clinic for Community Empowerment (CCE) Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Ia mengatakan Dimas Kanjeng juga piawai dalam mengemas pesan-pesannya dalam bahasa spiritual seperti akan menjamin jamaahnya masuk surga jika jamaah bersedia bergabung dalam kegiatannya.

"Hal itu yang disebut komitmen spiritual, meskipun sifatnya sangat perifer dan tidak rasional. Namun, penampilan dan metode yang digunakan Dimas Kanjeng memiliki 'hallo effect' yang menimbulkan dampak kepercayaan dan keyakinan dari jamaahnya," kata Elli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement