REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama akan meresmikan Budaya Nasional Menulis Mushaf Alquran pada Hari Santri 2016. Kegiatan ini akan diikuti 1.200 santri yang berasal dari setiap kantor wilayah kemenag.
Salah satu pondok pesantren yang mengikuti kegiatan tersebut adalah Pondok Pesantren (Ponpes) Minhaajurrosyidiin, Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta Timur. Ponpes Minhaajurrosyidiin mengutus sekitar 100 santrinya untuk berpartisipasi dalam kegiatan Pencanangan Budaya Nasional Menulis Mushaf Alquran.
Sekretaris Ponpes Minhaajurrosyidiin Ustaz Ujang Saefuddin menilai kegiatan penulisan mushaf Alquran yang diselenggarakan Kemenag akan memberikan dampak positif kepada para santri.
"Karena kegiatan ini sangat bagus untuk menanamkan dan memotivasi generasi muda agar mau menulis, mempelajari, memahami, mengkaji dan mengamalkan nilai-nilai Alquran," tuturnya kepada Republika, Jumat (14/10).
Ia berharap, seusai mengikuti kegiatan Pencanangan Budaya Nasional Menulis Mushaf Alquran, para santrinya dapat menularkan pengalamannya kepada teman-temannya di pondok. "Kami ikutkan 100 Santri agar dari 100 (santri) itu nanti bisa menularkan kepada santri lain yang tidak bisa ikut saat ini," ujar Ujang.
Seperti diketahui, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Kamaruddin Amin mengatakan tujuan utama digelarnya kegiatan Pencanangan Budaya Menulis Mushaf Alquran adalah memotivasi dan mendorong umat, khususnya kalangan santri, agar lebih lekat dengan Alquran. Dengan demikian Alquran akan senantiasa hidup dan terjaga di hati generasi muda Muslim.
Selain itu, dengan berpartisipasinya sejumlah ponpes dalam kegiatan ini, Kamaruddin menilai, hal tersebut menunjukkan komitmen bersama untuk membangun kualitas dan kompetensi para santri. "Jadi kalangan pesantren merupakan kalangan yang sudah selayaknya mendapatkan afirmasi secara konkret, baik afirmasi pada aspek regulasi, rekognisi maupun aspek fasilitas," ujarnya.