Senin 10 Oct 2016 16:31 WIB

Habibie: SDM Berkualitas itu Imtak dan Iptek Harus Seimbang

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agung Sasongko
Presiden RI ke-3 BJ Habibie saat penganugerahan Habibie Award ke-18 di Pendopo Habibie dan Ainun, Jakarta, Rabu (5/10).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Presiden RI ke-3 BJ Habibie saat penganugerahan Habibie Award ke-18 di Pendopo Habibie dan Ainun, Jakarta, Rabu (5/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA -- Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi sarat untuk mewujudkan sebuah negara yang maju dan bermartabat. Sayangnya SDM di Indonesia yang memiliki kualitas dan daya saing ditingkat global dinilai masih terbilang sedikit.

“Sumber Daya Alam kita tak bisa diandalkan sebab naik turunnya ditentukan oleh pasar, yang jelas sekarang itu mengandalkan Sumber Daya Manusia, tapi itu susah didapat,” tutur Presiden Ketiga RI,  BJ Habibie dalam pembukaan Internasional Conference on Islamic Education (ICIE) yang diselenggarakan oleh ITTHISAL di Surakarta pada Senin (10/10) siang.

Menurutnya untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing global, serta mempunyai produktivitas den etos kerja tinggi, diperlukan sinergi dari tiga elemen. Yakni Budaya, Agama dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 

Ia menjelaskan jika ketiga elemen tersebut berjalan selaras dan seimbang dapat membuat setiap individu atau SDM mempunyai produktifitas tinggi. Kendati demikian, ketidakseimbangan dalam mengkombinasikan ketiga elemen tersebut dalam kehidupan sehari-hari justru menjadi penyebab munculnya perpecahan yang berujung pada kehancuran suatu bangsa.

“Kalau kita bisa sinergikan, dahsyat hasilnya positif. Kalau negatif hancurlah kita, beruntung di bumi Indonesia positif, seimbang budaya dan agama,” kata dia. 

Sebab itu pula, harmoniasi ketiganya diharapkan dapat diaplikasikan dalam dunia pendidikan khususnya di lembaga-lembaga pendidikan Islam. Ia berharap proses kebudayaan dan agama dalam lembaga pendidikan menghasilkan kualitas individu atau SDM yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang tinggi. Sejalan dengan itu kata dia lembaga pendidikan harus terus mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

“Kalau saya harus ditawarkan, saya memiliki keduanya Imtak dan Iptek harus seimbang,” tuturnya.

Sebab itu pula Habibie mendorong agar lembaga-lembaga pendidikan Islam mau bergabung dan bahu membahu meningkatkan kualitas sumber daya manusia, melalui peningkatan mutu pendidikan khususnya di lembaga-lembaga Islam.

Habibie mengajak penyelenggara pendidikan Islam bergabung bersama Internasional Islamic School Alliance (ITTHISAL) sebuah aliansi perkumpulan sekolah-sekolah Islam yang mempunyai visi dan misi untuk meningkatkan mutu pendidikan lembaga-lembaga Islam internasional.

“Saya bersyukur ITTHISAl telah didirikan dengan maksud saling memberikan informasi untuk sama-sama maju. Saya membayangkan bagaimana organisasi Islam dan lembaga pendidikan mempunyai network sendiri,” tuturnya

ITTHISAL merupakan aliansi perkumpulan sekolah-sekolah Islam yang bertujuan agar  anggotaan dapat saling berbagi ide dan gagasan tentang perkembangan pendidikan Islam untuk kemajuan global. Aliansi ini didirikan oleh tiga lembaga pendidikan Islam yakni Yayasan Lembaga Pendidikan Al Fidaus Solo, Ponpes Modern Islam As Salam Solo, serta Institute Prive Alif Prancis setahun lalu.

Saat ini tercatat sebanyak 12 penyelenggara pendidikan Islam telah bergabung dengan ITTHISAL. Lembaga pendidikan tersebut tak hanya berasal dari dalam negri melainkan juga sejumlah negara sahabat seperti Kanada, Arab Saudi, Afrika Selatan, Prancis, Malaysia, dan Australia. Salah satu program ITTHISAL yakni melakukan pertukaran guru dan pelajar. Selain itu juga bekerjasam dalam melakukan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement