REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKARAYA -- panitia PraktIk Pengamalan Ibadah (PPI) MAN Model, melaksanakan praktIk penyelenggaraan jenazah bagi siswa kelas XII (dua belas) MAN Model PalangkaRaya. Sebanyak tujuh kelas XII yang terbagi dua kelompok laki-laki dan perempuan diberikan bekal pengetahuan dan praktIk seputar penyelenggaraan jenazah.
Menurut ketua panitia pelaksana Syamsul Hadi MPdI, penyelenggaraan jenazah merupakan bagian dari praktIk pengamalan ibadah di MAN Model PalangkaRaya. Diharapkan, kegiatan ini, memberikan keterampilan siswa MAN Model dalam penyelenggaraan jenazah.
Praktik penyelenggraan jenazah ini tidak hanya sebatas formalitas, namun sangat besar manfaatnya dalam rangka memberikan keterampilan bagi peserta didik MAN Model dalam pengurusan jenazah nantinya di Masyarakat. "Praktik sesungguhnya akan dilaksanakan di lingkungan non formal yang sebentar lagi dihadapi siswa kelas XII, jika mereka telah lulus nanti," katanya, belum lama ini.
Panitia sengaja menghadirkan narasumber dari praktisi penyelenggaraan jenazah yang sudah berpengalaman di Kota Palangkaraya. "Kita menghadirkan dua orang narasumber yang berkompeten di bidang penyelenggaraan jenazah, dari laki-laki dipandu Ustaz Supardjo dan dari perempuan dilatih Norliana," ujar Syamsul.
Dijelaskannya, praktik penyelenggaran jenazah dibagi dua kelompok. Kelompok siswa laki-laki dipusatkan di ruang Mesjid At-taqwa MAN Model Palangkaraya. Sementara kelompok siswa perempuan dilaksanakan di Auditorium MAN Model Palangkaraya.
Kelompok siswa laki-laki yang dipandu Ustaz Supardjo tampak antusias mendengarkan penjelasan mengenai penyelenggaran jenazah. Apalagi ketika memasuki sesi praktik, semua siswa laki-laki terlibat aktif mempraktikkan teori yang telah diajarkan.
Tak jauh beda dengan kelompok wanita yang yang dipandu Norliana. Meski Narasumber sudah berusia senja, namun masih energik dalam menjelaskan satu persatu rangkaian proses penyelenggaran jenazah bagi mayat wanita.
Praktik yang dilakukan meliputi memandikan, mengkafani, menshalatkan bahkan sampai prosesi pemakaman. Semua siswa kelas XII dibagi dalam beberapa tugas untuk melakukan praktek, ada yang memandikan sampai menguburkan. Bahkan, prosesi menguburkan menggunakan mayat hidup diambil dari partisipan siswa.
Plt Kepala MAN Model H Sodikul Mubin MPdI mengapresiasi panitia PPI yang konsisten melaksanakan praktik penyelenggaraan jenazah setiap tahunnya. "Praktik penyelenggaraan jenazah sangat penting diajarkan, karena tidak semua orang mampu melaksanakanya. Diharapkan, dari pembekalan ini, semua siswa MAN Model bisa menerapakannya di tengah masyarakat," ujarnya.
Selain itu, praktik penyelenggaraan jenazah menjadi salah satu materi pokok yang diajarkan di MAN Model. "MAN Model sebagai sekolah yang bervisi imtaq, berkomitmen dalam mencetak generasi pengamal praktik-praktik keagamaan, salah satunya melalui pembelajaran penyelengaraan jenazah. Inilah salah satu keunggulan yang dimiliki MAN Model," ujarnya.




