Sabtu 08 Oct 2016 04:43 WIB

Tokoh Masyarakat dan Agama Lemah Atasi Lonjakan Perceraian

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Perceraian
Perceraian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pembinaan Administrasi Badan Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung RI, Hasbi Hasan mengatakan peran tokoh agama, masyarakat dan adat saat ini lemah dalam menekan angka perceraian yang terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

"Iya lemah, sekarang sudah enggak peduli lagi kan. Jadi mereka harus diberdayakan. Saya kira lemah," tutur dia kepada republika.co.id, Jumat (7/10).

Lemahnya peran tokoh tersebut, kata Hasbi, hampir terjadi di seluruh daerah, baik itu wilayah pedesaan ataupun perkotaan. "Hampir semuanya. Orang sekarang kan jarang melibatkan tokoh masyarakat juga," kata dia.

Karena itu, menurut Hasbi, peran tokoh agama, adat dan masyarakat harus kembali diefektifkan untuk mengatasi ihwal persoalan perceraian yang terus meningkat. "Libatkan tokoh masyarakat dan adat dalam perkawinan dan perceraian," papar dia.

Di sisi lain, Hasbi juga mengimbau kepada masyarakat untuk terlebih dulu meminta nasehat dari tokoh masyarakat setempat sebelum memutuskan untuk bercerai. "Mestinya mereka minta nasehat dulu ke tokoh masyarakat atau agama. Mesti ke sana dulu (tokoh masyarakat)," tambah dia.

Selain mengefektifkan tokoh masyarakat, peran Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) juga harus betul-betul diefektifkan untuk menekan angka perceraian yang kian melonjak.

"Masyarakat harus menggunakan fasilitas BP4 untuk penasehatan perkawinan itu. Ini salah satu upaya untuk menekan angka perceraian, ya tapi enggak menjamin juga," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement