Kamis 06 Oct 2016 08:53 WIB

Apakah Alquran tak Istimewa Lagi di Mata dan Hati Kita?

 Seorang jamaah laki-laki sedang membaca ayat-ayat suci Alquran.
Foto: Republika/Darmawan
Seorang jamaah laki-laki sedang membaca ayat-ayat suci Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh:  Angga Nugraha S.Kom.I *)

Ketika kita masih kecil, sering kali disuruh orang tua untuk belajar membaca dan memahami Alquran di masjid atau madrasah. Banyak alasan orang tua menyuruh kita belajar membaca dan memahami Alquran di masjid ataupun madrasah. Ada yang memang niatnya supaya anak lebih sempurna dalam membaca dan memahami Alquran karena dipelajari secara lengkap, akan tetapi ada juga orang tua yang tidak mempunyai waktu untuk mengajarkan membaca dan memahami Aquran kepada anaknya dikarenkan dari siang hingga malam sibuk bekerja.

Dan masa itu pula, kita mempunyai semangat yang luar biasa untuk belajar membaca dan memahami. Bahkan, tidak jarang kita membawa iqra dan juz’amma kemanapun pergi dan tidak henti-hentinya kita belajar membaca dan memahami Alquran.

Kemudian ketika kita menginjak masa remaja, semangat yang luar biasa itu, mulai berkurang. Bahkan, kadang kita pun lupa akan membaca dan memahami Alquran karena dari siang hingga malam, disibukkan dengan urusan yang bersifat duniawi, sibuk dengan smartphone dan tayangan televisi favorite. Akibatnya, kita tidak mempunyai waktu untuk belajar membaca dan memahami Alquran seperti halnya ketika waktu kita kecil.

Dan fenomena aneh yang lainnya ketika bulan Ramadhan datang, kita berbondong-bondong membeli Alquran. Sehingga Alquran sangat laku, bahkan harganya menjadi lebih mahal. Namun, itu semua tidak menjadi halangan bagi kita semua untuk membelinya, dan di bulan itu juga kita sering belajar membacadan memahami Alquran. Begitu juga, masjid-masjid yang dulu hanya dipakai shalat Maghrib dan Isya saja, maka di bulan Ramadhan, dipakai tadarus Alquran sampai malam.

Namun, setelah bulan Ramadhan itu meninggalkan kita, maka Alquran disimpan di lemari sampai kertasnya habis dimakan rayap dan terkena debu dikarenakan kita tidak pernah membaca dan memahami Alquran lagi. Sungguh irionis sekali manusia jaman sekarang ini di tengah semakin canggihnya teknologi dan ilmu pengetahuan, Alquran menjadi seperti barang ‘keramat’ karena keluarnya dalam waktu dan bulan tertentu saja.

 Bahkan Alquran juga sering dijadikan hanya sebagai pajangan, hiasan rumah dan untuk pengusir setan saja. Masih banyak manusia yang kadang lupa, tidak punya waktu dan tak lagi tertarik untuk belajar membaca dan memahami Alquran. Kita kadang bangga menonton televisi, membaca buku berjudul-judul, membaca koran ataupun majalah karena memang kita tidak mau ketinggalan berita dan hal-hal yang menarik buat kita ketahui.

Sementara, kita tidak punya keinginan membaca dan memahami Alquran. Padahal Alquran adalah wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW tercinta melalui malaikat Jibril dan pedoman, petunjuk, pembeda sekaligus pemberi pelajaran bagi umat Islam, dan orang yang membacanya pun Allah SWT akan memberi pahala yang berlipat-lipatganda.

Bahkan kadang kita tidak sadar bahwa kita sedang membaca surat cintanya Allah kepada kita umat Islam yang beriman. Bahwasanya, orang yang gemar membaca Alquran, Allah SWT telah memberi jaminan keberuntungan. Sesuai dengan firman-Nya QS al-Fatiir: 29-30. Apabila kita tidak mau belajar membaca dan memahami Alquran, maka siapa yang akan membaca dan memahami Alquran?

Mari kita bangkitkan lagi semangat kita yang luar biasa di waktu kecil dalam membaca dan memahami Alquran karena Allah SWT mewajibkan kepada kita umat Islam untuk belajar dan memahaminya. Kita masih semangat belajar dan terus memahami Alquran selama diri ini masih diberi umur dan bernapas oleh Allah SWT dan selama kita diberi kesempatan untuk melakukan hal-hal yang baik. Wallahu a’lam bi al-shawaab.

*) General Manager Pusat Zakat Umat

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement