REPUBLIKA.CO.ID, Islam di Australia tumbuh dengan pesat. Di Negeri Kanguru, jumlah Muslim secara resmi memiliki populasi 476.291. Muslim berada di peringkat keempat di bawah Kristen, ateis, dan Buddha. Beberapa media setempat bahkan pernah melansir bahwa jumlah Muslim di Australia sebenarnya sembilan kali lebih besar dari yang tertulis dalam sensus penduduk.
Meski demikian, adanya isu Islamofobia dari segelintir orang dan politikus, karena ulah oknum ekstremis Muslim, menjadi tantangan tersendiri bagi pegiat dakwah di Australia. Termasuk bagi pegiat dakwah asal Indonesia yang tersebar di Australia.
Komunitas Muslim asal Australia tergabung dalam Association Islamic Dakwah in Australia (AIDA). Organisasi ini didirikan pada 1996 di Sydney, New South Wales, Australia. Di Sydney, AIDA sempat membangun sebuah masjid bernama Baitul Manshurin. Jumlah anggota yang terus bertumbuh membuat AIDA juga mengembangkan dakwah di negara bagian Victoria. Kemudian, AIDA pun didirikan di ibu kota Victoria, Melbourne, pada 2001.
Mulanya, AIDA Victoria berpusat di Coburg. Tempat yang terbatas membuat AIDA memutuskan untuk mendirikan masjid baru di Altona North pada 2007. Presiden AIDA Victoria Wiraguna Soenan Haniman menjelaskan, dia sempat mendapat pertanyaan apakah bisa membangun masjid di Melbourne. Padahal, konsulat jenderal RI di Victoria pun belum memiliki masjid.
Meski diragukan, Soenan mengaku optimistis dapat memulai kampanye pembangunan masjid yang berlokasi di 43 Chambers Rd Altona North VIC 3025. Saat ini, dia memiliki bangunan semipermanen yang sehari-hari digunakan untuk shalat, sekolah, dan tempat bermain.
Pada 2008, Soenan bahkan berhasil mengumpulkan uang dari komunitas Muslim Indonesia senilai 1,5 juta dolar Australia untuk memperluas lahan masjid yang awalnya merupakan tempat usaha antar jemput jenazah tersebut. Menurut dia, semua perizinan sudah disetujui oleh pemerintah setempat. "Karena salah satu syaratnya semua warga di sekitar tempat ibadah harus setuju. Kalau ada satu saja yang menolak, ya kita meeting lagi," kata dia.
AIDA pada awalnya dibentuk untuk menaungi komunitas Muslim Indonesia di Victoria. Namun, banyak Muslim dari bangsa lain yang ikut beribadah di masjid AIDA, seperti dari Malaysia dan Lebanon. Hingga saat ini, AIDA Victoria memiliki sekitar 130 anggota. Dan, jumlahnya bisa bertambah hingga 300 orang saat shalat Jumat.