REPUBLIKA.CO.ID, Kerajaan Majapahit, pernah menjadi kekuatan raksasa di Jawa dari 1293 hingga 1500 M.
Didirikan oleh Raden Wijaya, kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya ketika Hayam Wuruk berkuasa dengan Patih Gadjah Mada, sekitar abad ke-14 M.
Wilayah kekuasaannya ketika itu, menurut Slamet Mulyana dalam “Menuju Puncak Kemegahan Majapahit” sangat luas, baik di kepulauan Nusantara maupun di semenanjung Melayu.
Di sebelah timur Ambon atau Maluku, Seram, dan Timor. Di semenanjung Melayu yakni Langkasuka, Kelantan, Tringgano, Paka, Muara Dungun, Tumasik, Klang, Kedah, dan Djerai.
Nama-nama ini masih dikenal hingga sekarang. Hanya Langkasuka yang sekarang tidak diketahui lagi.
Namun, berkuasa kurang lebih tiga abad, kerajaan ini harus akhirnya tumbang sepeninggal Patih Amangku Bumi Gadjah Mada. Majapahit mengalami kemunduran sedikit demi sedikit. Kegemilangannya mulai pudar.
Tetapi, ternyata, melemahnya Majapahit, tak hanya disebabkan oleh pengaruh Islam di tanah Jawa.
Dhanu Priyo Prabowo dalam Pengaruh Islam dalam Karya-Karya RNg Ranggawarsita mengatakan, sesungguhnya penyebab utama keruntuhan kerajaan Majapahit adalah adanya friksi atau petentangan dari dalam kerajan, bukan disebabkan oleh Islam.
Dengan kata lain, proses Islamisasi hingga mencapai bentuk kekuasaan politik dengan munculnya kerajaan Demak, dipercepat oleh adanya kelemahan-kelemahan yang dialami pusat kerajaan Majapahit sendiri sebagai akibat dari pemberontakan serta perebutan kekusaan di kalangan keluarga raja-raja.
Dengan demikian, jelaslah bahwa keruntuhan pusat Majapahit bukan oleh Muslim semata, melainkan oleh salah satu dinasti dari Kadiri, yaitu Girindrawardhana.
Menurut buku Cerita Kerajaan Nusantara, kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah ketika terjadi perang saudara (perang paregreg) pada 1405-1406 M, antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana.
Terjadi pula pergantian raja yang diperdebatkan pada 1450-an dan pemberontak besar oleh seorang bangsawan pada 1468 M.
Kemunduran kerajaan Majapahit terjadi pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15. Pengaruh Majapahit di seluruh Nusantara mulai berkurang.
Kerajaan-kerajaan di Sumatera yang sebelumnya tunduk patuh kepada Majapahit, mulai melepaskan diri dari penjajahan Majapahit. Kerajaan Sriwijaya pecah menjadi tiga yakni Palembang, Dharmacraya, dan Pagaruyung (Minangkabau) pada 1371 M.
M