Senin 26 Sep 2016 14:31 WIB

Masjid King Fahd Buenos Aires, Pusat Kebudayaan Islam Terbesar di Amerika Latin

King Fahd Islamic Cultural Center
Foto: panoramio.com
King Fahd Islamic Cultural Center

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid King Fahd Islamic Cultural Center merupakan masjid terbesar di Kota Buenos Aires, Argentina setelah Masjid al-Tauhid dan Masjid al-Ahmed. Dua masjid tersebut menjadi destinasi wisata Negeri Tango itu karena keindahan arsitekturnya dengan desain Timur Tegah yang sangat kental.

Masjid King Fahd Islamic Cultural Center juga terlihat sarat dengan nuansa khas Timteng. Ini antara lain tampak dari tampilan kubah dan dua menara yang bertengger di bagian sisi masjid dengan warna coklat.

Namun, masjid yang diresmikan tahun 2000 ini terlihat lebih dinamis dengan adanya unsur kotak dan kaca di bagian eskteriornya. Unsur kotak inilah yang sering diterapkan di setiap bangunan modern lain di seluruh dunia, untuk membedakan antara bangunan modern dan bangunan tradisional.

Jika melihat tampilan luar Masjid King Fahd Islamic Cultural Center ini memang memadukan dua gaya antara arsitektur Timur Tengah yang cenderung klasik, dengan arsitektur modern yang selalu mengutamakan kesederhanaan bentuk dan menghapus segala macam ornamen, dan ini terlihat di bagian luar masjid.

Jika tidak ada kubah menara dan warna gurun serta lengkungan setengah lingkaran, masjid ini seratus persen memiliki desain arsitektur modern yang dipopulerkan sekitar 1900-an oleh arsitekur-arsitektur kenamaan di seluruh dunia.

Pada 1940, gaya ini telah diperkuat dan dikenal dengan gaya internasional dan menjadi bangunan yang dominan untuk beberapa dekade dalam abad ke-20 ini. Kesan masjid yang berdiri di atas tanah sekitar 34 ribu meter pesegi ini lebih dinamis karena adanya aksen kaca.

Aksen kaca ini terlihat begitu artistik ketika di bagian sisi sebelah kiri masjid dibentuk pola menyerupai kubah dengan bentuk oval lebih kecil daripada kubah sungguhan.  Secara alamiah, kaca-kaca inilah yang memantulkan cahaya alami menuju ruang utama masjid ketika siang.

Meski tidak sepenuhnya menutupi bagian sisi masjid, kaca-kaca dengan ketebalan sekitar 15 mili ini memberikan tampilan menarik dan arstistik di bangunan masjid.  Walaupun kaca-kaca itu tanpa dihiasi dengan ukiran-ukiran rumit yang biasa digunakan masjid-masjid dengan desain tradisional Abad Pertengahan.

Seperti itulah desain kotemporer Masjid King Fahd Islamic Cultural Center di bagian luarnya.  Selain sebagai pusat ibadah umat Islam, masjid ini juga menjadi pusat kebudayaan Islam terbesar di Amerika Latin dengan segala fasilitas penunjang di dalamnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement