Ahad 25 Sep 2016 17:01 WIB

Dari Laznas Hingga Tukang Cukur

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Damanhuri Zuhri
Tukang cukur
Foto: MGROL69
Tukang cukur

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Bau apak masih tercium di dinding SDN Sukaratu I Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut dua hari pasca banjir bandang Rabu (21/9) dini hari. Di dinding-dinding bangunan dan tiang-tiang listrik juga masih terlihat garis bekas air setinggi satu hingga 2,5 meter.

Lumpur dan genangan air masih terlihat di sana sini. Di kompleks Sekolah Dasar yang menyatu dengan Kantor Desa Sukaresmi itu, bantuan, relawan, dan penonton bencana hilir mudik bergantian.

Jumat (23/9) menjelang sore, para guru SDN Sukaratu dan 30 siswa-siswi SMAN 25 Garut masih tampak membuang buku-buku pelajaran yang hancur karena air dan puing-puing dua ruang kelas yang berserakan.

Bersama teman-temannya dari unit kegiatan siswa PMR, Pramuka, dan OSIS SMAN 25 Garut, Atikah Himawati, ikut memilah dan membersihkan peralatan belajar yang masih bisa diselamatkan di SDN Sukaratu I.

Atikah mengatakan selain bantuan tenaga, ia dan teman-temannya sudah menggalang bantuan dana, baju, dan bantuan lain untuk diberikan kepada korban banjir di Garut. Khusus hari itu, bantuan untuk membersihkan ruang-ruang kelas dan peralatan sekolah dari lumpur mereka lakukan di SDN Sukaratu I selepas sekolah.

''Dokumen seperti rapor dan daftar hadir sebagian tidak bisa diselamatkan. Ruang kelas 1 dan 2 juga roboh,'' ungkap Kepala SDN Sukaratu I, Rohani Maryani, kepada Republika ditemui di tepi lapangan SDN Sukaratu I, Jumat (23/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement