Ahad 25 Sep 2016 17:31 WIB

Menangkap Tren Wisata Halal

Ilustrasi Wisata Halal. (Republika/Mardiah)
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Wisata Halal. (Republika/Mardiah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wisata halal saat ini menjadi tren yang terus berkembang di sejumlah negara tak terkecuali di Indonesia. Sebagai negara yang memiliki penduduk dengan mayoritas beragama Islam, Indonesia dinilai memiliki potensi jenis wisata itu.

Pariwisata halal adalah bagian dari industri pariwisata yang ditujukan untuk wisatawan Muslim sehingga pelayanan pariwisata halal merujuk pada aturan-aturan Islam. Salah satu contoh dari bentuk pelayanan ini misalnya hotel yang tidak menyediakan makanan ataupun minuman yang mengandung alkohol dan memiliki kolam renang serta fasilitas spa yang terpisah untuk pria dan wanita.

Selain hotel, transportasi dalam industri pariwisata halal juga memakai konsep Islami. Penyedia jasa transportasi wajib memberikan kemudahan bagi wisatawan muslim dalam pelaksanaan ibadah selama perjalanan. Kemudahan ini bisa berupa penyediaan tempat sholat di dalam pesawat, pemberitahuan berupa pengumuman maupun adzan jika memasuki waktu sholat.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh World Travel Market di London pada tahun 2007 disebutkan bahwa ada potensi yang sangat besar bagi pariwisata halal dari sisi ekonomi.

Tulisan lain dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh situs web The Economist juga menyebutkan adanya prospek yang cukup besar bagi indsutri pariwisata halal, tidak hanya berhubungan dengan produk halal seperti makanan ataupun minuman non-alkohol tetapi juga pelayanan yang halal terutama yang berhubungan dengan interaksi antara wisatawan laki-laki dan perempuan.

Pariwisata halal dalam artikel yang diterbitkan oleh traveltourismindonesia.com digambarkan tumbuh 100 persen lebih cepat daripada sektor wisata lainnya, mencapai 135 miliar dolar AS nilai pemesanan perjalanan ke luar negeri, diprediksikan akan tumbuh hingga 200 miliar dolar pada tahun 2020.

Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Malaysia menyatakan siap mempromosikan wisata halal Indonesia di negeri jiran mengingat potensi besar yang bisa digarap dan dioptimalkan. Duta Besar RI untuk Malaysia Herman Prayitno menjelaskan pihaknya siap mengambil bagian untuk mendistribusikan dan mempromosikan wisata halal Indonesia di Malaysia.

Wisatawan muslim jumlahnya terus meningkat dari waktu ke waktu, pada 2014 tercatat pengeluaran pasar muslim global mencapai 11 persen dari total pengeluaran wisatawan global secara keseluruhan yang mencapai 142 miliar dolar AS.

Ke depan jumlah itu diproyeksikan naik dua kali lipat pada 2020 dengan jumlah 233 miliar dolar AS atau 13 persen dari total pengeluaran global.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement