REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ismail Khozen
Kisah perjalanan hidup Nabi Yusuf AS yang tercantum dalam Alquran disebut sebagai sebaik-baik kisah. Dalam tafsir Al-Wasith, Dr Wahbah az-Zuhaili menjelaskan, dalam kisah itu terkandung sebaik-baiknya penjelasan atau hikmah yang dapat dipetik. Mulai dari bermimpinya Nabi Yusuf hingga terwujudnya mimpi tersebut.
Kisah Yusuf dimuat secara utuh dalam satu surah dengan saling bersambungan. Kisah Yusuf yang ceritanya happy ending sangat berbeda dengan kisah banyak nabi yang kesudahannya berupa azab. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila kisah ini menjadi kisah ideal yang memenuhi kualifikasi untuk menjadi sebaik-baik kisah sepanjang masa.
Kisah terbaik tentu diperankan oleh aktor-aktor terbaik. Aktor adalah penggerak cerita. Maka bisa dikatakan peran setiap aktor, dalam hal ini orang-orang yang terlibat dalam kehidupan Yusuf, telah menggerakkan kisah ini sembari menebar ibrah tiada henti.
Lika-liku kisah Yusuf menjadi kian apik nan ciamik karena kepiawaian para aktor di dalamnya. Dan tentu, mereka digerakkan oleh skenario yang disusun Tuhan semesta. Dalam kisah terbaik ini, ada dengki dari saudara sendiri dan di lain sisi ada ayah yang tetap berusaha berbesar hati.
Dengki telah menutupi hati nurani para saudara Yusuf sehingga disusunlah rencana keji terhadapnya (QS Yusuf: 8-9). Dalam Majmu’ Fatawa, Syekh Ibnu Taimiyah mengungkapkan, dengki di hati saudara-saudara Yusuf muncul karena penolakan mereka terhadap kelebihan yang dimiliki saudara seayahnya itu.
Mereka mengklaim bahwa merekalah yang paling unggul. Pengingkaran ini membuat mereka melewatkan sesuatu dalam rencana besar mereka. Yaitu, ketika saudara-saudara Yusuf merasa telah berhasil mengelabui ayahnya dan memisahkannya dari Yusuf untuk selamanya.
Namun mereka melupakan satu detail: orang yang terbunuh oleh binatang buas tidak mungkin bajunya utuh tanpa tercabik sedangkan darahnya berlumuran. Di sini, Yakub yang memiliki kejernihan hati dan kesabaran tingkat tinggi mengerti bahwa ia sedang dibohongi. Bagaimana sakitnya dibodohi oleh anak-anak sendiri?
Sebagai aktor kehidupan yang sarat pengalaman, Yakub pandai menempatkan diri. Menghadapi tipu daya anak-anaknya yang sudah dewasa, ia tetap bersikap dengan arif bijaksana. Tidak men-judge dan menguliti kesalahan mereka tanpa kekuatan bukti. Hal tersebut tidaklah mudah, ketika di waktu yang bersamaan kehilangan putranya tersayang.
Yakub yang berhasil melalui hidup dengan jalan yang berbeda. Dari Yakub kita belajar bahwa sabar tak mengenal batas. Baginya, sabar adalah komitmen. Dan ia membuktikan komitmen itu hingga kebenaran menampakkan diri melalui kehadiran kembali Yusuf.
Lalu apa rahasia ia bisa bertahan sedemikian kuatnya? Tidak lain karena ia memiliki Tuhan tempat menyandarkan diri. Dia adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu untuk selama-lamanya. Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya (QS Yusuf: 87).
Dalam tafsir Jalalain disebutkan bahwa pengetahuan tersebut salah satunya terkait kebenaran mimpi Yusuf. Dengan sepenuh keyakinan pada janji Tuhannya, ia menggenggam segenap harapan dengan doa yang tiada berkesudahan. Harapan memberikan kehidupan dan doa adalah senjata orang beriman.
Ada harapan mereka akan kembali dikumpulkan. Dengan harapan, lahir beribu cara untuk mewujudkan cita dan impian. Maka dari aktor-aktor terbaik kehidupan sepanjang zaman itu kita banyak belajar tentang ketuhanan, kesabaran, dan pengharapan.
Sebagai bekal dalam menjalani lika-liku hidup, kita bisa banyak belajar dari mereka yang kisah suksesnya melegenda. Mari kita membaca kisah hidup mereka dari sumber otentiknya, Alquran. Kemudian resapi maknanya dan dapatkan keutamaan-keutamaannya.