Kamis 15 Sep 2016 16:25 WIB

Tetap Sejuk di Masjid Al-Irsyad Satya Karya Kang Emil

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agus Yulianto
Masjid  Al Irsyad Satya Kota Baru Parahyangan.
Foto: dok. Istimewa
Masjid Al Irsyad Satya Kota Baru Parahyangan.

REPUBLIKA.CO.ID, Angin sepoi-sepoi amat terasa saat memasuki ke dalam ruanga masjid ini. Lantainya hitam, tidak ada jendela, tapi dindingnya dipenuhi dengan lubang ventilasi. Lubang-lubang ventilasi ini tampak terlihat acak. Di tiap sisi dindingnya, bertabur batu-batu kerikil. Suasana demikian bisa dirasakan di Masjid Al-Irsyad Satya, di Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat.

Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Irsyad Satya Ahmad Hairuddin Murtani menuturkan, masjid tersebut didirikan pada 2009 lalu melalui ‘tangan dingin’ Wali Kota Bandung saat ini, Ridwan Kamil. Gaya arsitektur masjid ini dirancang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil.

“Gaya interior masjid ini terbilang unik,” kata Ahmad, belum lama ini. Keunikannya, di antaranya, terletak pada ruang masjid yang tidak memiliki jendela. Namun demikian, sirkulasi udara di Masjid Al-Irsyad tetap terjaga karena adanya lubang-lubang ventilasi yang tampak tidak beraturan di bangunan masjid ini.

Indahnya lagi, ungkap Ahmad, bentuk lubang-lubang ventilasinya menggambarkan kaligrafi Arab bertuliskan kalimat syahadat. "Memang sekilas seperti berantakan, tapi sebenarnya bertuliskan kalimat syahadat," ujarnya.

Ahmad menjelaskan awal-mula Emil sebelum merancang desain masjid seperti ini. Ini karena Emil terinspirasi dengan model arsitektur Kabah di Makkah. Inspirasi ini muncul saat dia pergi haji.

Bentuk Kabah yang sederhana tapi memiliki nilai estetika yang tinggi, dimuat sedemikian rupa ke dalam rancangan desain Masjid Al-Irsyad Satya. “Karena itu, ia (Emil) ingin buat masjid yang berkonsep seperti Kabah," ujar dia.

Konsep arsitektur yang dibuat agar seperti Kabah ini pun ditunjukan dengan adanya semacam prasasti di lobi sebelah selatan. Prasasti ini diserupakan dengan letak makam Nabi Ibrahim di sekitaran Ka'bah.

Bagian langit-langit masjid, seolah mencuatkan batang-batang berbentuk kotak. Cuatan kotak-kotak dari langit-langit ini adalah lampu. Jumlahnya ada 99, yang menggambarkan jumlah seluruh sifat-sifat Allah. Tiap kotak dipasangkan cetakan kaligrafi bertuliskan sifat-sifat Allah.

Pewarnaan masjid ini pun terlihat alami. Warna-warna alami, seperti abu-abu, putih dan hitam tampak mendominasi interior dan eksterior masjid. Dinding masjid ini tidak dicat. Warna asli abu-abu pada kotak-kotak ventilasi di dinding masjid tampak dibiarkan begitu saja.

Uniknya lagi, di tempat imam masjid, atau mimbar masjid, dikelilingi kolam air. Di hadapan mimbar, atau di hadapan kiblat kita salat, dindingnya didesain bolong sehingga mata kita mengarah langsung ke pemandangan di luar masjid. Bolongan ini tampak membentuk seperti lorong yang mengerucut. Di ujung lorong yang mengerucut itu, terdapat bola besar yang bertuliskan lafadz Allah.

Sementara menyangkut kegiatan di masjid ini pun beragam, Ahmad mengatakan, cukup marak. Dia menyebutkan, mulai dari kegiatan majelis taklim, sampai pada pengkajian dan pengembangan keilmuan. Masjid ini memiliki pusat kajian ilmu Islam yang menghasilkan banyak karya pustaka di bidang keislaman.

Di antara buku-buku yang sudah dibuat, yakni buku tentang doa-doa harian, buku rujukan amalan ibadah, buku tentang mimbar khotbah Jumat yang berisi soal materi-materi khutbah Jumat, dan buku mengenai konsultasi keislaman.

"Jadi, kita ingin masjid ini menjadi pusat keislaman yang menjadi rujukan ilmu agama untuk semua masyarakat di Kabupaten Bandung Barat. Kita juga mengembangkan karya-karya ilmiah dan buku-buku khutbah Jumat. Kita publish dan edarkan ke masyarakat," ujar dia.

Karena itu, jajaran staf di DKM masjid ini pun minimal sudah mengenyam pendidikan sarjana. Ini agar mendukung kegiatan keilmiahan di masjid tersebut.

Masjid tersebut pun memiliki jaringan ke beberapa elemen masyarakat, mulai dari pemerintah daerah, Majelis Ulama Kabupaten Bandung Barat, Kementerian Agama Bandung Barat, beberapa ormas Islam di Bandung Barat, dan forum silaturahmi guru negeri Bandung Barat.

Kegiatan pengajian dan lainnya pun banyak dilakukan di masjid ini. Jadwalnya pun tergolong amat padat. Tiap hari, dari pagi sampai malam, ada pengajian ataupun kegiatan lainnya. Sedikitnya, terdapat 15 majelis taklim di Kota Baru Parahyangan, dan dari total itu ada tujuh majelis taklim yang rutin menggelar pengajian di masjid ini.

Ahmad berharap, masjid tersebut dapat menebar kemanfaatan bagi masyarakat muslim di sekitarnya, khususnya warga Kota Baru Parahyangan. Keberadaan masjid ini sebagai pemersatu seluruh elemen muslim yang tetap berpegang teguh pada Alquran dan As-sunnah. "Alhamdulilah warga Kota Baru bisa memanfaatkan dan memakmurkan masjid ini. Siapa saja silakan asal ada koordinasi dengan kita," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement