Kamis 08 Sep 2016 17:19 WIB

Perlukah Mengajak Anak Melihat Penyembelihan Hewan Kurban?

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Andi Nur Aminah
Para siswa SD Bosowa Bina Insani menyaksikan sebagian hewan kurban yang dikumpulkan oleh siswa dan orang tua siswa.
Foto: Irwan Kelana/Republika
Para siswa SD Bosowa Bina Insani menyaksikan sebagian hewan kurban yang dikumpulkan oleh siswa dan orang tua siswa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang tua pasti ingin mengajarkan kepada anak tentang nilai-nilai keagamaan. Misalnya saat Hari Raya Idul Adha. Namun orang tua harus memilih cara jitu untuk mendidik anak soal makna di balik Hari Kurban tersebut.

Pakar pendidikan Doni Koesoema mengatakan anak yang masih kecil (berusia di bawah 10 tahun) sebaiknya tidak diajak menyaksikan penyembelihan hewan kurban. "Karena anak-anak bisa trauma. Lebih baik diajak melihat saat hewan kurban masih hidup saja," ujarnya kepada Republika.co.id, Kamis (8/9).

Barulah, secara psikis, saat anak sudah duduk di SMP orang tua dapat mengajaknya menyaksikan penyembelihan hewan kurban. Meski tidak dapat menyaksikan penyembelihan hewan kurban, bukan berarti anak tidak dapat berpartisipasi dalam momen Idul Adha tersebut. Pasalnya anak tetap bisa melihat penyaluran daging kurban kepada orang-orang tidak mampu.

Selain dalam penyaluran daging kurban, orang tua juga bisa mengajak anak Shalat Ied. Terkadang, ada anak yang tidak bisa diam saat para jamaah menjalankan shalat. Menurut Doni, hal itu bukan masalah. Mengajak anak saat Shalat Ied mendatangkan keuntungan baginya. "Biar anak memperoleh kepekaan rohani sejak awal. Perlu dibiasakan untuk shalat berjamaah, ini bisa menumbuhkan kerohanian mereka dengan lebih baik," ujar Doni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement