REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski masih permukaan, implementasi gaya hidup halal mulai meningkat. Agar makin implementasi gaya hidup halal menyeluruh dan menyentuh semua aspek, pendekatan harus dari segala aspek.
Pemerhati produk halal, Anton Apriyantono mengatakan, gaya hidup halal yang kini ditunjukkan masyarakat baru sebagian kecilnya saja, belum mendalam. Tapi ini lebih baik dan waktu ke waktu makin meningkat. Ia melihat belum semua pihak punya tekad yang sama menerapkan gaya hidup halal ini.
Untuk konsumsi, masih banyak umat Islam yang membeli produk yang tidak jelas kehalalannya bahkan tempat-tempat yang jual minuman atau makanan haram. Karena itu, dakwah tentang gaya hidup halal yang menyeluruh harus konsisten disampaikan.
Pendekatan perlu dilakukan dari semua aspek dan di semua jenjang mulai dari keluarga, institusi pendidikan, komunitas, dan negara. Ketegasan hukum oleh pemerintah sangat penting. Apalagi Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang jaminan produk halal (UU JPH) sudah ada. Sayang, pembentukan peraturan turunannya masih lambat diproses.
''Penegakan hukum harus diterapkan. Harus jelas mana produk halal dan tidak. Kita tidak bisa menyalahkan masyarakat juga karena pendekatannya harus dari berbagai sisi,'' kata Anton, Rabu (7/9).
Pendekatan di masyarakat melalui komunitas-komunitas pun punya daya jangkau terbatas. sangat kecil jangkauann. Anton menekankan di sini pentingnya penerapan undang-undang.
Kalau mengandalkan dari kurikulum pendidikan pun masih kurang karena kontennya masih umum. ''Aplikasi gaya hidup halal ini kan pada dasarnya menjalankan perintah Allah SWT. Halal untuk semua hal sama, termasuk makanan dan perilaku. Halal itu soal ketaatan. Ini yang masih kurang,'' tutur Anton menjelaskan.