REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pengasuh Pondok Pesantren Raudathul Ulum, Cidahu, Cadasari, Pandeglang, Banten, KH Murtadlo Dimyati meminta pemerintah tak hanya sibuk mengurusi masalah narkoba dan korupsi yang merajalela.
“Dua masalah itu penting, namun kepentingan rakyat kecil juga jangan sampai dilupakan,” katanya dalam keterangannya kepada Republika.co.id di Jakarta, Jumat (2/8).
Murtadlo mengatakan perjalanan bangsa dinilai semakin jauh dari cita-cita kemerdekaan bangsa ini, khususnya memakmurkan rakyat, sehingga rakyat kenyang yang akan membuat situasi jadi tenang.
Menurut dia, tak dimungkiri, kondisi perut rakyat yang semakin lapar, membuat situasi semakin sangar. Fokus pemerintah seakan hanya pada narkoba dan korupsi. “Lupa jeritan si wong cilik yang kelaparan," katanya.
Abuya Murtadlo begitu akrab disapa, menilai pemerintah saat ini memang tengah menghadapi tantangan untuk menyelesaikan berbagai masalah di bilang ekonomi, hukum, keamanan dan politik.
Sayangnya, apa yang dilakukan pemerintah selama ini justru malah banyak membuat rakyat semakin susah.
"Sepanjang tidak kembali ke UUD 1945 dan Pancasila pemerintah akan semakin menelurkan koruptor, sementara si cilik (rakyat, red) tak digubris," terang putra kiai kharismatik dari Banten, almarhum KH Muhammad Dimyati (Abuya Dimyati) Cidahu ini.
Oleh karena itu, lanjut Abuya Murtadlo, ia mengajak pejabat baik pusat maupun daerah selalu introspeksi diri.
Da pun mengajak para pejabat duduk bersama-sama para ulama dan rakyat berdoa dan melakukan munajat melalui istighatsah yang akan dilaksanakan di Ponpes Cidahu, Pandeglang, besok, Sabtu(3/8) pukul 20.30 WIB.
“Dengan harapan, semoga sakinah dan ketentraman dilimpahkan oleh Allah SWT," tutur Abuya Murtadlo.