Rabu 31 Aug 2016 08:49 WIB

Menag Ungkap Pengaruh Alquran bagi Peradaban Eropa dan Dunia

Rep: wahyusuryana/ Red: Damanhuri Zuhri
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin ketika membuka Seminar Internasional Alquran di Jakarta, Selasa (30/8).
Foto: Republika/ Darmawan
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin ketika membuka Seminar Internasional Alquran di Jakarta, Selasa (30/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran akan genap berusia 1.450 tahun ini. Tanpa terasa, sejak pertama kali diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, Alquran telah menjadi kitab paling berpengaruh bagi peradaban umat manusia.

Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, mengungkapkan pengaruh kitab suci Alquran untuk peradaban dunia sangatlah besar, bukan cuma negara-negara Islam melainkan Eropa.

Bahkan, kata Lukman, pengakuan terhadao Alquran itu pernah ditekankan Pangeran Charles dari Inggris, saat berpidato tentang peradaban di Oxford University tahun 1993.

Kala itu, lanjut Lukman, Pangeran Charles mengungkapkan betapa pentingnya Islam dalam perkembangan peradaban Eropa, termasuk saat dunia Islam dari Asia Tengah sampai Atlantik dipenuhi ilmuwan. Pangeran Charles sendiri yang menuturkan peradaban Islam telah mewarnai Spanyol abad 8-15.

Lukman menerangkan, Pangeran Charles mengenang abad 10 saat Cordova menjadi kota paling berperadaban di Eropa, sekaligus mengakui pengaruh Islam dalam budaya Eropa di berbagai aspek kehidupan. Tentu saja, itu tidak lepas dari teguhnya umat Islam menjalani kehidupan kepada Alquran, sebagai tuntunan dan petunjuk hidup yang bersifat universal.

"Betapa besarnya pengaruh Alquran telah membangun peradaban umat manusia, menjadi buku atau kitab paling berpengaruh di Eropa, bahkan di dunia," ungkap Lukman Hakim Saifuddin ketika membuka Seminar Internasional Alquran di Jakarta, Selasa (30/8).

Ia menambahkan, Alquran telah menjadi prinsip dasar sekaligus panduan besar tidak cuma Muslim, melainkan seluruh umat manusia untuk menjalani kehidupan. Menurut Lukman, perkembangan peradaban umat manusia tidak jauh dari Alquran, karena memang diperlukan dialektika manusia dengan realitas di satu sisi dan teks Alquran di sisi lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement