Rabu 17 Aug 2016 10:29 WIB

Muhammadiyah: Indonesia harus Merdeka dari Penjajahan Model Baru

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bayu Hermawan
KH Haedar Nashir (Ilustrasi)
Foto: Republika/Da'an Yahya
KH Haedar Nashir (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir berharap perayaan HUT ke-71 Kemerdekaan Indonesia tak berhenti di upacara seremonial dan ritual-ritual simbolik yang lahiriah semata. Baginya memaknai kemerdekaan saat ini adalah mewaspadai penjajahan model baru.

"Maka jika saat ini Indonesia masih dibelenggu oleh berbagai kekuatan atau pihak yang membuat rakyat tetap miskin, tertinggal, termarjinalisasi, terdiskriminasi, dan terampas hak-hak dasarnya maka pada hakikatnya rakyat belum merdeka," ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu (17/8).

Karena itu, kepada seluruh elite dan warga bangsa ia berharap bisa merenungi, menghayati, dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar, spirit, pemikiran, dan cita-cita luhur kemerdekaan yang diletakkan fondasinya oleh para pendiri bangsa tahun 1945.

Pertama, bahwa rakyat Indonesia berjuang melawan penjajah dan memproklamasikan kemerdekaan agar di kemudian hari benar-benar menjadi bangsa yang bebas dari segala bentuk penindasan, kezaliman, ketidakadilan, dan segala hal yang membelenggu dirinya.

Hal kedua menurut Haedar adalah, kini kekayaan dan hasil pembangunan nasional maupun sumberdaya alam masih dikuasai segelintir orang. Ada beberapa pihak yang dengan leluasa menguras dan menguasainya secara masif, yang membuat mayoritas penduduk tak menikmatinya.

"Maka praktik buruk seperti ini menggambarkan perilaku penjajah di era baru yang dengan semena-mena menghisap kekayaan Indonesia dan merenggut hak rakyat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement