Selasa 16 Aug 2016 20:13 WIB

Barawa, Pulau Islam di Pesisir Somalia

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Agung Sasongko
Barawa
Foto: Wikipedia
Barawa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Benua Hitam, Afrika, memiliki banyak tempat yang lekat dengan sejarah peradaban Islam. Barawa salah satunya. Barawa adalah kota kuno yang membentang di sebelah selatan pesisir Somalia. Berdasarkan cerita rakyat yang menyebar dari mulut ke mulut, awal mula kota ini berasal dari rumah-rumah yang dibangun Aw Ali. Pria ini menetap di hutan yang terletak di antara bukit pasir dan pasir putih.

Begitu besarnya kecintaan Aw Ali terhadap hawa laut, ia pun meminta bantuan kepada orang-orang dari pedalaman untuk membuka hutan dan membangun beberapa rumah untuk dia dan keluarganya. Konon, rumah-rumah Aw Ali itu kini sudah terkubur dan berganti menjadi sebuah kota bernama Barawa Ban Aw Ali yang artinya Barawa, ruang terbuka Aw Ali.

Masyarakat Barawa menggunakan bahasa Chimbalazi yang dicampur dengan kosakata Tunni, Af-Maay, dan Af-Mahasa untuk perca kap an sehari-hari. Sejarawan lokal meng hu bung kan asal-muasal masyarakat Barawa de ngan bangsa Arab, Mesir, India, Persia, bahkan Jawa. Namun, secara historis, masyarakat Ba rawa ber asal dari etnis Wardaay (Bantu), Tunni, Wajiddu (Jiddu), Ajuuran, dan Wambalazi (Galla).

Semua etnis tersebut saling bertarung selama berabad-abad. Mulanya, etnis Tunni dan Jiddu membuat perjanjian tentang pem bagian wilayah di Barawa. Kemudian, etnis Tunni menempati wilayah tepi barat Shabelle, sedangkan etnis Juddi menetap di tepi timur. Kedua etnis ini sepakat untuk mempertahankan kota mereka dari pengaruh orang asing.

Pada abad ke-10, orang asing pertama yang diterima oleh kedua etnis ini adalah kelompok pendatang Muslim, yakni Hatimi dari Yaman dan Amawi dari Sham (Suriah). Mereka datang ke Barawa untuk menyebarluaskan agama Islam sekaligus berdagang. Setelah kedatangan Hatimi dan Amawi, masyarakat kota ini men jadi makmur. Barawa pun menjadi salah satu pusat perkembangan agama Islam. Ulama Bara wa mengundang banyak murid dari ber bagai daerah untuk mempelajari Islam.

Tak heran, seorang cendekiawan Muslim, al-Idrisi, dalam salah satu tulisannya menyebut Barawa sebagai "Pulau Islam di Pesisir Soma lia." Al-Idrisi antara lain bercerita tentang ran cangan rumah penduduk Barawa yang terbuat dari karang. Diperkirakan, rancangan rumah tersebut dipengaruhi oleh gaya Arab dan Persia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement