REPUBLIKA.CO.ID, PADANG – Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Mohammad Siddik mengatakan para ulama Sumatra Barat (Sumbar) menghadapi sejumlah tantangan dalam berdakwah. Mohammad Siddik menilai Sumbar yang dikenal sebagai Serambi Madinah justru kondisinya semakin menjauh dari idealitas Madinah Al Munawwarah yang dibangun Rasulullah SAW.
“Marwah atau martabat Sumbar kini tergerus oleh penyakit-penyakit seperti pemurtadan, HIV/AIDS, kemiskinan, prostitusi, dan narkoba,” ungkap Mohammad Siddik dalam Dsikusi Publik yang digelar Dewan Dakwah Sumbar di Komplek Asrama Haji Kota Padang dipengujung bulan lalu.
Menurut Siddik, tantangan pertama yang dihadapi adalah kemiskinan. Dalam rentang September 2015-Maret 2016, angka kemiskinan di Sumbar naik 0,38%, dari 6,71 persen menjadi 7,09 persen.
Tantangan selanjutnya adalah adanya permutadan. Berdasarkan riset Leo Suryadinata, Mohammad Siddik mengungkapkan angka pertumbuhan Kristen terbesar adalah di Kepulauan Riau sebesar 8% pertahun dan kedua di Sumbar, Jawa Barat, dan Yogyakarta sebesar 7% pertahun.
Tercantumnya kota Padang sebagai kota yang tidak Islami berdasarkan hasil riset Maarif Institute, kata dia, turut menjadi tantangan yang harus dijadikan sebagai bahan muhasabah baik bagi pemerintah maupun masyarakat Sumbar.
Selain itu, Siddik menambahkan, tantangan yang tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan adalah ancaman narkoba dan HIV/ AIDS terhadap generasi muda di Sumbar. Setidaknya ada 4 juta kasus narkoba di Indonesia dan 63 ribu kasus narkoba diantaranya terjadi di Sumatera Barat. Sedangkan HIV/ AIDS telah menjangkiti 1.346 orang di Sumbar dalam kurun 2002-2015.
Untuk itu, Siddik menegaskan Dewan Dakwah wilayah Sumbar harus lebih meningkatkan peran sertanya dalam dakwah untuk mengembalikan dan meningkatkan marwah sebagai Provinsi Serambi Madinah.