Rabu 03 Aug 2016 00:47 WIB

Menag: Insiden di Tanjung Balai Bukan Persoalan Agama

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah warga melihat kondisi Kelenteng Dewi Samudera yang telah dipasang garis polisi pascakerusuhan, di Tanjung Balai, Sumatra Utara, Sabtu (30/7).
Foto: Antara/Anton
Sejumlah warga melihat kondisi Kelenteng Dewi Samudera yang telah dipasang garis polisi pascakerusuhan, di Tanjung Balai, Sumatra Utara, Sabtu (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin menegaskan peristiwa yang terjadi di Tanjung Balai Sumatera Utara tidak terkait dengan persoalan agama. Menurutnya, akar pemicunya lebih pada persoalan etnis yang terpendam cukup lama sehingga kalau ada pemicunya, bisa meledak.

Menag mengatakan informasi provokatif melalui media sosial yang bernada SARA menjadi faktor pemicu. Persoalan ini pun telah diselidiki pihak kepolisian.

"Pembakaran rumah ibadah itu bentuk pelampiasan dari masyarakat yang marah, mungkin juga terprovokasi karena beredar sosial media yang sedang didalami untuk dicari siapa di balik ini," ujarnya, Rabu (3/8).

Namun menag menyayangkan kejadian tersebut terjadi. Pihaknya telah menerjunkan pejabat Kementerian Agama di daerah untuk mendalami kejadian itu.

Menag pun mengajak masyarakat untuk sama-sama mengambil pelajaran dari peristiwa ini, dan komunikasi antar tokoh agama dan masyarakat agar terus terjalin. "Alhamdulillah sudah dicapai kesepakatan tidak hanya tokoh agama tapi juga tokoh masyarakat baik formal maupun informal," kata Lukman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement