Kamis 21 Jul 2016 22:59 WIB

Ini Penyebab Boko Haram dan Gerakan Radikal Subur di Nigeria

Rep: marniati/ Red: Nasih Nasrullah
Militan Boko Haram bunuh warga sipil Nigeria.
Foto: Reuters
Militan Boko Haram bunuh warga sipil Nigeria.

REPUBLIKA.CO.ID, Nigeria adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di Afrika Barat. Pew Research Center memperkirakan pada 2010, sebanyak 48,5 persen penduduk negara di ‘benua hitam’ itu, adalah Muslim.

Namun, di tengah-tengah keguyuban dan harmoni antara Islam dan budaya di Nigeria, kekhawatiran terhadap radikalisme dan ekstremisme agama pun menguat.  

Kelompok-kelompok radikal di negara yang beribukotakan Abuja ini, seakan tumbuh subur. Di antaranya Boko Haram, Maitatsine, dan Darul Islam.

Egodi Uchendu dalam "Radical Islam in the Lake Chad Basin; From the Jihad to Boko Haram” menjelaskan,  Boko Haram mengklaim mereka terpaksa menggunakan kekerasan untuk mewujudkan ambisa mereka agar populasi Muslim semakin bertambah.   

Munculnya gerakan radikal ini dikaitkan dengan infrastruktur ekonomi dan tata kelola sosial yang buruk di Nigeria.

Kemiskinan ditengarai menjadi penyebab utama meningkatnya jumlah  keanggotaan kelompok ekstrimis tersebut.

Munculnya kelompok ini juga telah dikaitkan dengan peningkatan ‘eksploitasi’ grup-grup radikal itu untuk kepentingan dan proyek ambisius para politikus.

Nigeria juga telah menghadapi deretan kekerasan dan kerusuhan yang melibatkan agama. Pada 1980-an terjadi kerusuhan di sekitar lima kota di Nigeria.

Di antaranya Kano pada 1980, Kaduna pada 1982, Bulum-Ketu pada tahun 1982, Jimeta pada 1984, dan Gombe pada 1985.

Kerusuhan sebenarnya dipicu migrasi penduduk miskin di pedesaan ke kota-kota urban selama musim kering.

Kelompok radikal yang menamakan diri mereka 'Yan Tatsine' memberontak terhadap otoritas pemerintah dan menumbangkan siapapun yang berseberangan dengan tujuan mereka.  

Kelompok ini terinspirasi Alhaji Mohammed Marwa Maitatsine, tokoh berhaluan keras dari Kamerun. Maitatsine dan para pengikutnya menjadi terpisah dari Islam ortodoks, mengutuk korupsi para elite agama dan sekuler serta gaya hidup kaum elite Nigeria.

Khusunya terkait pengadopsian gaya Barat. Pada titik tertentu, gerakan dan kepentingan kelompok ini beririsan dengan Boko Haram. Mereka ingin menerapkan hukum syariah di seluruh Nigeria.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement