REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, peran organisasi massa (ormas) Islam dalam mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara perlu sikap garis tengah (wasathiyah), tidak radikal kanan maupun kiri.
"Ormas Islam dan seluruh warga bangsa jangan condong ke kelompok radikal kanan maupun kiri. Namun hendaknya berada di garis tengah," katanya, Rabu, (20/7).
Tidak hanya bagi komunitas muslim, ujar Khofifah, tapi semua warga bangsa dan Wahdah Islamiyah harus masuk di garis tengah. Warga mayoritas harus menjadi mainstream tidak hanya pada satu komunitas dan moderasi sebagai pintu masuk berbagai interaksi baik internal maupun eksternal organisasi.
Adanya berbagai interaksi ketika ada dinamika sosial, budaya, politik dan ekonomi, akan terjadi keseimbangan yang dinamis di manapun. Kita harus membangun keserasian baru.
Ketika terjadi pendulum radikal kanan maupun kiri, terang Khofifah, harus didorong ke tengah yang menjadikan dinamika. Itu yang disebut keseimbangan yang dinamis.
"Pada kondisi apapun baik radikal kiri maupun kanan harus didorong ke garis tengah sehingga menjadi keseimbangan dinamis dari setiap dinamika baru terjadi. Spirit dalam mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara tidak lepas dari referensi norma-norma agama yang menjadi bagian dari proses basis kehidupan sosial maupun politik," ujar Khofifah.
Dengan spirit itu akan terlihat dalam proses regulasi kehidupan yang memungkinkan terjadinya perspektif yang pro dan kontra. Dalam Pancasila, Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa sudah jelas menjadi keseimbangan yang dinamis ketika kontraksi-kontraksi terjadi.