REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pada tahun ini Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke-26 akan digelar di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementrian Pariwisata, Esthy Reko Astuti mengungkapkan, terpilihnya NTB sebagai tempat penyelenggaraan akan memperkuat Lombok sebagai destinasi wisata halal.
Sebelumnya Indonesia telah memenangkan kategori World's Best Halal Tourism Destination, yang diraih Lombok, Nusa Tenggara Barat, dalam ajang bergengsi dalam bidang pariwisata, World Halal Travel Summit 2015.
Kunjungan dari para kafilah dan para pendamping, yang tidak hanya untuk MTQN, melainkan juga menikmati liburan, turut mendukung pencapaian target kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri selama 2016.
"Dari sisi pariwisata kita melihat Musabah Tilawatil Quran sebagai salah satu bagian untuk memperkuat destinasi halal Lombok," ungkap Esthy Reko Astuti di halaman Kementrian Pariwisata Jalan Medan Merdeka Barat Jakarta, belum lama ini.
Ia melanjutkan, kedatangan anggota dari MTQN akan melakukan pertemuan, beragam kegiatan, dan biasanya setiap ada acara akan ada pamerannya juga.
Dari segi pariwisata, begitu mendukung pencapaian target kunjungan wisatwan mancanegara maupun dalam negeri, dengan target sebanyak tiga juta pengunjung, diantaranya satu setengah juta wisatawan mancanegara, dan satu setengah juta perjalanan wisatawan nusantara.
NTB dianggap memiliki paket pariwisata yang lengkap, mulai dari alam, budaya, beragam acara yang dikemas sebagai event buatan menjadi wisata buatan, wisata olahraga dan lainnya. Para peserta sebelum dan sesudah acara MTQN, dapat menikmati sejumlah destinasi wisata yang dimiliki Lombok dan sekitarnya.
"Tentunya potensi alam dimiliki di NTB, oleh temen-temen industri bisa dikemas dalam suatu paket. Kami bantu untuk promosinya, pemerintah berkomitmen dari kementerian kita selalu komit mendukung pemasaran atau promosi dari destinasi yang ada di daerah," ujar Esthy.
Esthy mengatakan, promosi dari kementerian menjadi dukungan publikasi secara bersama-sama, baik di media-media yang sifatnya konvensional, maupun digital, mulai dari elektronik, online, sosial media, sampai kepada blogger, juga dilakukan promosi.
Menurut Esthy, tidak hanya di nusantara, apabila targetnya sampai kepada wisatawan mancanegara, maka akan ada tawaran promosilainnya, misalnya adanya lomba paralayang ini banyak diinisiasi tim dari Timur Tengah.
Kegiatan pariwisata yang semakin meningkat, tentunya akan mendorong perekonomian di daerah dan masayarakat NTB. Esthy berharap, setiap ada acara besar masayarakat turut merasakan keterlibatannya, tidak hanya sebagai warga yang menonton saja, namun juga merasakan manfaat terselenggaranya MTQN.