REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Para orang tua diminta untuk lebih peduli dan dekat dengan anak- anaknya. Pesatnya perkembangan teknologi informasi seperti sekarang ini dinilai gampang mengubah cara pandang dan pola pikir anak sebagai generasi penerus bangsa.
"Sekarang ini, terlalu banyak dunia maupun kehidupan anak- anak yang tidak diketahui orang tua," Ungkap Ustaz Bahtiar Bahtiar Nasir dalam tausiahnya dalam halal bi halal keluarga besar Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung, yang digelar di kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Jawa Tengah, Senin (18/7).
Dia pun mengingatkan pentingnya orang tua untuk peduli dengan putra-putrinya. Yakni dengan membangun kedekatan agar lebih efektif untuk melakukan pengawasan. Orang tua pun diminta masuk ke dalam pergaulan anak- anak. "Jika kita tak masuk ke kehidupan anak anak kita tak tahu siapa teman- teman mereka,” ungkap dia.
Di zaman dulu, masih kata Bahtiar, orang tua lebih mudah mengontrol pergaulan anak, karena teknologi informasi belum sepesat sekarang ini.
Di era sosial media seperti ini, kemampuan orang tua untuk dapat mengontrol anak- anaknya semakin menurun, sebab anak menjadi lebih eksklusif."Orang tua tidak lagi mampu mengontrol pergaulan anak yang sekarang jamak dilakukan melalui pemanfaatan sosial media," tambahnya.
Yang lebih menghawatirkan, Sekjen Majelis Intelektual Ulama Muda Indonesia (MIUMI) ini menjelaskan, anak anak kerap menjadi korban dari pergaulan di sosial media tersebut. Sudah banyak kasus yang terjadi dan mrnimpa anak.Menurut Bahtiar sangat penting membekali anak anak dengan nilai nilai Islam yang kuat. Sehingga anak- anak tetap menjafi pribadi yang saleh di tengah pesatnya perkembangan jaman.
Di sisi lain, peran lembaga pendidikan dalam mendidik anak anak juga sangat penting dalam mendorong anak- anak tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak. Lembaga pendidikan harus mengambil peran penting dalam membangun kepribadian dan masa depan anak anak sebagai generasi penerus bangsa ini.
Karena itu, lembaga-lembaga pendidikan di bawah yayasan Islam harus dapat terus menghidupkan visi dan etos kerja dalam berjuang di bidang pendidikan.“Mengeluh dan menuntut banyak pada lembaga pendidikan tempat kita bekerja justru akan mengurangi dan menggerus kebaikan yang telah kita perjuangkan bertahun tahun,”kata Bahtiar.