Ahad 17 Jul 2016 18:17 WIB

Imam Masjidil Haram Ajak Umat Hadapi Fitnah Terorisme

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Imam Masjidil Haram, Syekh Hasan Abdul Hamid Bukhari
Foto: ulumquran.blogspot.co.id
Imam Masjidil Haram, Syekh Hasan Abdul Hamid Bukhari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terorisme merupakan salah satu masalah terbesar dunia saat ini. Imam Masjidil Haram, Syekh Hasan Abdul Hamid Bukhari, mengatakan konspirasi musuh-musuh Islam selalu menghasilkan kedustaan. Namun, ia menekankan dua kewajiban yang harus dilakukan umat Muslim, menghadapi fitnah-fitnah terorise yang kerap menimpa Islam.

"Kita harus membantah, dan kita harus menampakkan Islam yang sesungguhnya yang penuh kasih sayang, ke setiap pelosok dunia," kata Syekh Bukhari saat memberi tausiyah di tablig akbar Sejuta Cinta untuk Indonesia, Ahad (17/7).

Selain itu, ada sejumlah sikap yang tidak boleh dilakukan umat Muslim, menghadapi fitnah terorisme yang disasarkan kepada Islam. Umat Muslim, tidak boleh memberikan kesempatan musuh Islam untuk mencoreng dan memberi stigma buruk kepada Islam.

Umat Muslim, tidak boleh memberikan celah kepada musuh-musuh Islam, untuk melemahkan semangat Islam di dada setiap Muslim. Umat Muslim, tidak boleh membiarkan persatuan dan kesatuan dipecah-belah, serta menghilangkan anak-anak yang merupakan generasi mendatang.

Umat Muslim, tidak boleh memberikan kesempatan musuh Islam meredupkan cahaya Islam yang telah dikobarkan Allah SWT di dada. Terakhir, umat Muslim tidak boleh menyibukkan diri dari pekerjaan paling penting selama hidup, yaitu menghidupkan Isla di diri masing-masing.

"Berpegang teguhlah, jaga baik-baik kesucian akidah," ujar Syekh Bukhari.

Terakhir, Syekh Bukhari mengingatkan umat Muslim agar mempelajari kehidupan Rasulullah dan mengenalkannya kepada anak-anak mereka. Ia menambahkan, umat Muslim harus bisa menjadikan Nabi Muhammad SAW, sebagai manusia yang paling dikenal oleh anak-anak mereka, melebih manusia lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement