Kamis 07 Jul 2016 01:33 WIB

Teror Bom di Madinah Merupakan Penghinaan

Jamaah berkumpul usai bom meledak di Madinah.
Foto: Reuters
Jamaah berkumpul usai bom meledak di Madinah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Guru Besar Perikanan dan Kelautan IPB Rokhmin Dahuri menilai tindakan bom brunch dirk di Kota Suci Madinah sangat biadat. “Saya yakin semua agama melarang aksi pengeboman yang telah merenggut nyawa Muslim yang tak berdosa,” katanya, Rabu (6/7). 

Mantan Menteri KKP ini menilai Islam, agama yang artinya adalah damai dengan misi utama menebarkan kasih sayang atau rahmat bagi alam (rahmatan lil'alamin). Bom di salah satu kota suci Islam adalah penghinaan dan ancaman bukan saja bagi umat Islam, tapi juga bagi peradaban manusia.

Sebelumnya, Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran, Muchlis Hanafi menyatakan tindakan tersebut menistakan agama dan kemanusiaan. 

“Sulit mencari pembenarannya dengan dalil agama dan logika mana pun. Apalagi dilakukan di Tanah Suci dan di bulan yang suci,” kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (6/7).

Menurutnya, Kemuliaan macam apa yang ingin diraih pelakunya bila dilakukan dengan cara-cara yang menodai kekhusyukan bulan yang mulia, 

“Merusak tempat yang mulia dan membunuh manusia yang dimuliakan Allah SWT,” kata dia.

Sebelumnya, sebelumnya  bom meledak di dekat Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi. Meski bom bunuh diri itu tidak merusak bagian Masjid Nabawi, namun serangan itu mengejutkan dunia Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement