Selasa 05 Jul 2016 20:06 WIB

Senangnya Warga Pulau Panggang Bayar Zakat dengan Beras

Rep: c62/ Red: Damanhuri Zuhri
Warga Pulau Panggang antre bayar zakat.
Foto: Ali Yusuf/Republika
Warga Pulau Panggang antre bayar zakat.

REPUBLIKA.CO.ID, KEPULAUAN SERIBU -- Membayar zakat fitrah dengan menggunakan beras masih dilakukan warga Pulau Panggang, Kabupaten Kepualauan Seribu, Jakarta. Padahal, di derah lain terutama di ibu kota Jakarta membayar zakat sudah menjadi tren menggunakan uang.

Warga ibu kota terutama muda-mudinya seakan gengsi menenteng-nenteng beras ke tempat-tempat pembayaran zakat fitrah yang berlokasi masjid-masjid dan mushala. Namun tidak demikian dengan warga Pula Panggang, Kepulauan Seribu Utara.

Mereka dengan sigap penuh keceriaan menenteng ‎satu kantong plastik beras menuju Masjid An-Nikmah yang berada di RT 04/02 sebagai tempat pembayaran resmi membayar zakat fitrah.

"Sesuai apa yang disampaikan para ulama jika membayar zakat mesti menggunakan beras yang kita makan sehari-hari," begitu kata Imam Masjid An-Nikmah Ustaz Muhlisin saat ditanya Republika mengenai antusiasme masyarakat menggunakan zakat fitrah menggunakan beras.

Pantauan Republika, terlihat semua warga mulai dari anak muda, orang tua dan wanita begitu percaya diri menenteng plastik berisi 3.5 Kg beras. Bahkan, orang-orang dewasa begitu trampil menenteng beras di tangan kirinya, tangan kanannya menggendong balita yang diajak membayar fitrah.

Selain cara membayarnya masih menggunakan cara tradisional, penerimanya pun juga demikian. Yakni penerima zakat mendoakan orang yang membayar zakat sambil menggenggam beras yang tidak penuh di tangan kanannya. Di mana penerimaan seperti itu tidak lagi dilakukan kota-kota besar di ibu kota.

Pembayaran zakat fitrah dibuka sejak sore menjelang Magrib yang pada malam harinya tidak ada lagi terawih tapi takbiran. Berbeda seperti di Jakarta dan daerah kota lainnya pembayaran zakat dilakukan seminggu sebelum malam takbiran. "Inilah keunikan warga pesisir kata," Saeful pemuda setempat kepada Republika dengan bangga.

Karena banyaknya warga yang membayar zakat secara bersamaan setelah bada Magrib, maka para penerima zakat pun penuh dikepung warga. Namun dengan cekatan mereka menerima semua warga yang sedikit kesal karena lama berdoanya.

Salah satu panitia pembagian zakat fitrah Masjid An-Nikmat, Zakaria mengatakan, ada enam petugas yang menerima sekaligus mendoakan orang yang membayar zakat fitrah.

"Mereka itu yang biasa jadi imam masjid," ujarnya.

Zakaria yang sedang menyusun kantong-kantong plastik berisi beras 3,5 Kg menjadi sebuah pondasi secara horizontal itu mengatakan, beras pembayaran zakat ini langsung dibagikan kepada fakir miskin, kaum dhuafa, janda tua dan anak yatim. "Setelah selesai penerimaan kita  langsung bagikan," tutur Zakaria.

Tepat pukul tujuh lewat lima menit adzan isya berkumandang. Penitia dan pembayaran zakat pun langsung menghentikan transaksi syariahnya untuk shalat Isya berjamaah.

"Nanti setelah ini dilanjutkan. Shalat Isya dulu yuk!" ajak Zakaria kepada Republika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement