Rabu 06 Jul 2016 01:23 WIB

Ulama di NTT Kutuk Teror Bom Surakarta

Polisi mengamankan Tempat Kejadian Perkara (TKP) saat petugas inafis melakukan identifikasi terhadap pelaku bom bunuh diri di Mapolresta solo, Jawa Tengah, Selasa (5/7).
Foto: Antara
Polisi mengamankan Tempat Kejadian Perkara (TKP) saat petugas inafis melakukan identifikasi terhadap pelaku bom bunuh diri di Mapolresta solo, Jawa Tengah, Selasa (5/7).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nusa Tenggara Timur mengutuk keras pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Kota Surakarta, Jawa Tengah pada pukul 07.30 WIB.

"Pastinya apa yang dilakukan oleh para pelaku bom bunuh diri tersebut adalah perbuatan yang tidak terpuji dan kami MUI NTT sangat mengutuk akan hal tersebut," kata Ketua MUI NTT Abdul Kadir Makarim di Kupang, Selasa.

Sebelumnya, seorang pengendara sepeda motor memaksa masuk ke Markas Polresta Solo sehingga dikejar petugas Provos pada Selasa (5/7) sekitar pukul 07.30 WIB.

Anggota Provos itu mengejar pengendara sepeda motor yang berupaya menerobos penjagaan tersebut. Namun tepat di depan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Solo terjadi ledakan yang berasal dari badan pengendara sepeda motor tersebut hingga mengenai wajah anggota Provos.

Ketua MUI NTT mengatakan, perbuatan bom bunuh diri tersebut jika dilakukan oleh oknum-oknum yang mengatasnamakan agama Islam maka hal tersebut tidak benar.

"Al-quran tidak pernah mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan pembunuhan atau hal yang berkaitan dengan nyawa orang lain. Yang diajarkan oleh Al-quran adalah hal-hal yang berkaitan dengan kasih sayang," tuturnya.

Bahkan, menurutnya, ajaran kasih sayang tersebut juga diajarkan juga oleh agama-agama lain. Sehingga hal yang dilakukan oknum-oknum tersebut justru merusak tatanan hidup umat beragama di Indonesia.

"Mereka yang melakukan hal tersebut adalah mereka yang tidak beragama, sehingga perlu dikutuk secara keras," tuturnya.

Oleh karena itu ia meminta kepada masyarakat di NTT khususnya umat Muslim agar tidak boleh terprovokasi dengan kejadian bom bunuh diri di Jateng tersebut.

"Bagi umat Muslim di NTT lebih baik mari fokus menyambut Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriah, danjangan terpengaruh dengan berbagai isu di luar sana yang dapat memecah belah kita," tambahnya.

Hingga saat ini TNI dan Polri di wilayah NTT terus mengantisipasi berbagai kerjadian pasca bom tersebut, demi menjaga keamanan di provinsi yang penuh dengan toleransinya tersebut.

"Saya sudah perintahkan semua jajaran untuk antisipasi baik di pos perbatasan, bandara, serta pintu masuk lainya untuk memperketat penjagaan," kata Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Heri Wiranto.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement