REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) menyerukan kepada masyarakat dan pemerintah Indonesia, agar menjadikan Hari Raya Idul Fitri sebagai sebagai momentum silaturahmi nasional. Serta, menjadi salah satu upaya memperbaiki akhlak bangsa untuk pembangunan Indonesia.
"Idul Fitri sebagai momentum untuk peneguhan komitmen khidmah pengabdian kepada bangsa dan negara mengatasi kepentingan pribadi dan golongan," kata Katib Syuriyah PBNU, Asrorun Niam Sholeh dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (4/7).
Selain itu, ia melanjutkan, PBNU juga menyerukan kepada segenap umat Islam, khususnya warga NU, untuk menghidupkan malam Idul Fitri dengan takbir, tahmid, dan tahlil di seantero Nusantara. Tanpa mengabaikan, ketertiban, kekhidmadan dan kekhusyukan.
"Kegiatan takbir akbar, takbir keliling dan berbagai bentuk syiar keagamaan yang menyemarakkan dan menghidupkan malam Idul Fitri," ujar dia.
Untuk mendukung kegiatan tersebut, Asrorun meminta, PBNU di masing-masing daerah berkoordinasi dengan pemerintah dan aparat kepolisian. Khusunya, untuk memfasilitasi, menginisiasi dan mendukung agar syiar Idul Fitri terlaksana secara baik dan dalam situasi kondusif dan aman di malam idul fitri.
PBNU menginstruksikan kepada umat Islam, khususnya warga NU yang memiliki kelebihan bahan makan pokok, untuk menunaikan ibadah zakat fitrah. "Para amil zakat diminta secara aktif mendistribusikan zakat fitrah dan proaktif memastikan tidak ada seorang pun yang kelaparan di Hari Raya," tutur Asrorun.