REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah (Lazis) PLN menyalurkan bantuan pendidikan Beasiswa Cahaya Pintar sebesar Rp 40 miliar. Bantuan itu ditujukan bagi 2.000 mahasiswa dari berbagai program studi pada 40 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di berbagai penjuru Indonesia.
Acara penyerahan beasiswa dilaksanakan di Pendopo Kepatihan Kantor Gubernur D.I. Yogyakarta. Beasiswa Cahaya Pintar merupakan salah satu program unggulan Lazis PLN yang didasarkan pada keyakinan untuk memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan. Yogyakarta adalah propinsi ke-6 yang diikuti propinsi lainnya guna membantu mahasiswa kurang mampu untuk bisa menyelesaikan kuliahnya. "Kita perkirakan sampai dengan tahun depan 34 propinsi sudah bisa terlaksana semua,” kata Pembina Lazis PLN yakni Direktur Human Capital Management PT PLN (Persero) Muhamad Ali, melalui keterangan tertulisnya Senin (20/6).
Penyerahan beasiswa diawali dengan penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara Muhamad Ali bersama para Rektor perguruan tinggi negeri dan swasta penerima beasiswa. Dilanjutkan dengan penyerahan beasiswa secara simbolis kepada penerima manfaat oleh Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani disaksikan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Sumber dana beasiswa berasal dari dana zakat para pegawai muslim PLN se-Indonesia melalui kebijakan Direksi yang memfasilitasi pemotongan zakat dari penghasilan pegawai secara otomatis terpusat (automatic payroll system). Pemberian beasiswa Cahaya Pintar Lazis PLN di Propinsi DIY diberikan kepada 200 mahasiswa dari 4 universitas negeri dan swasta.
Penerima program ini adalah mahasiswa yang ekonominya kurang mampu (dhuafa) namun memiliki prestasi akademik baik dan motivasi belajar yang tinggi. Berasal dari berbagai program studi yang dimiliki oleh masing-masing perguruan tinggi negeri dan swasta. Lazis PLN juga menyalurkan bantuan Program Pesantren Bersih bagi 3 pesantren senilai Rp 150 juta, serta bantuan berupa Program Pemberdayaan Masyarakat di Gunung Kidul dan Sleman sebesar Rp 175 Juta.