REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Mohammad Jafar Hafsah, mengaku tidak pernah meminta Google dan Youtube untuk ditutup. Ia menegaskan, permintaannya merupakan tuntutan agar Google dan Youtube mampu melakukan pengendalian, untuk menutup situs-situs porno yang ada di dalamnya.
"Sederhana keinginan ICMI atas nama umat itu bahwa situs porno harus ditutup," kata Jafar, yang ditemui usai buka bersama ICMI, Jum'at (10/6).
Ia mengingatkan, Google dan Youtube termasuk sebuah mesin pencari sekaligus sebuah sumber di internet, yang bisa saja disusupi konten-konten porno. Bahkan, Jafar menilai di dunia ini tidak ada media yang membebaskan konten-konten porno masuk, begitu saja tanpa ada sebuah saringan.
Jafar mengambil contoh penyanyi dangdut di televisi, yang menggunakan rok mini dan langsung mendapatkan pelarangan, atau malah tidak lolos lembaga sensor. Ia turut mengapresiasi koran-koran nasional, yang selama ini tidak pernah dilihat gambar-gambar porno disajikan tanpa ada sensor.
Terlebih, lanjut Jafar, Indonesia memiliki banyak sekali peretas-peretas yang memiliki kemampuan tinggi, dan diyakini mudah saja menutup situs-situs porno yang ada. Ia merasa bersyukur saja pemberitaan belakangan menjadi heboh, lantaran ICMI memang memiliki prinsip kuat untuk menjaga moral bangsa.
"Masa kita menutup konten porno saja tidak bisa," ujar Jafar.