REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gibah atau membicarakan keburukan orang lain saat ini mudah ditemui, terutama gibah di berbagai media sosial (medsos), baik Twitter, Facebook, Path, maupun Instagram.
Masyarakat akan mudah melakukan gibah melalui medsos karena informasi yang didapatkan. Sehingga, tidak mengherankan jika gibah akan menyebar begitu cepatnya.
Pakar komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung Deddy Mulyana mengatakan, perlu pengelolaan informasi yang baik agar masyarakat memilah informasi yang didapatkan. Informasi mana yang bermanfaat untuk disampaikan atau yang perlu untuk disimpan.
"Jadi, untuk menjadi bangsa, masyarakat yang berbudaya maju sebenarnya perlu melakukan pengelolaan informasi untuk memilah-milah," kata Deddy, kepada Republika.co.id, Selasa (7/6).
Deddy memberikan alasan mengapa perlu untuk mengelola informasi secara baik. Menurut Deddy, informasi yang didapatkan kemudian dijadikan pijakan pekerjaan sehari-hari.
Informasi yang semakin berkembang saat ini, tuturnya, sulit membedakan antara yang benar dan tidak sesuai dengan fakta. Sayangnya, dengan kondisi demikian, orang cenderung langsung menyebarkan informasi yang diperoleh tanpa dipilah.
Deddy berharap masyarakat dapat menyebarkan informasi yang benar dan bermanfaat. Sedangkan, yang benar tetapi tidak bermanfaat lebih baik disimpan saja.
Kondisi seperti ini, menurut Deddy, tidak bisa hanya diserahkan penanganannya kepada pemerintah. Deddy mengatakan, semua harus dimulai dari diri sendiri. "Pendidikan harus datang dari keluarga itu awal pendidikan paling dini," ujarnya. Deddy menegaskan, harus ada upaya luar biasa dari seluruh lapisan masyarakat, baik keluarga, komunitas maupun sekolah.