Selasa 31 May 2016 05:00 WIB

Zikir tak Sekadar Tahlilan

Sejumlah siswa melakukan doa bersama jelang UN di Halaman SMPN 77, Jakarta, Selasa (3/5).  (Republika/Wihdan Hidayat)
Sejumlah siswa melakukan doa bersama jelang UN di Halaman SMPN 77, Jakarta, Selasa (3/5). (Republika/Wihdan Hidayat)

Oleh Tito Adi Dewanto

REPUBLIKA.CO.ID, (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring ... (QS Ali Imran 191).

Zikir atau mengingat Allah merupakan aktivitas yang dilakukan terutama oleh hati dan lisan berupa tasbih atau menyucikan Allah Ta'ala, memuji, dan menyanjung-Nya, menyebutkan sifat-sifat kebesaran dan keagungan serta keindahan dan kesempurnaan-Nya. 

Zikir telah menjadi kebiasaan kaum Muslimin dalam mengarungi kehidupan sehari-hari atas dasar kesadaran bahwa itu merupakan perintah Allah dan rasul-Nya.Rasulullah menyebut orang yang tidak mengingat Allah sebagai orang yang mati, "Perumpamaan orang-orang yang zikir kepada Allah dengan yang tidak adalah seperti orang yang hidup dengan yang mati," (HR Bukhari). 

Banyak sekali perintah Allah dan rasul-Nya untuk berzikir di antaranya QS Al Baqoroh: 152. Rasullah bersabda, "Ada dua kalimat yang ringan diucapkan lisan, tetapi berat dalam timbangan dan disukai oleh Allah yaitu, Subhanallahi wabihamdihi, subhanallahil azhim." Dalam hadis lain, “Zikir yang paling utama ialah La ilaha ilallah, sedangkan doa yang paling utama ialah Alhamdulillah." (HR Nasai).

Keutamaan zikir tidak terbatas pada tasbih, tahlil, tahmid, dan takbir. Setiap orang yang beramal karena Allah, demi menaati perintah-Nya maka, ia disebut zikir kepada Allah SWT. Demikian yang dikatakan oleh Said bin Zubair ra dan ulama lainnya. 

Atha ra berkata, "Majelis zikir adalah majelis halal dan haram yang membahas bagaimana Anda menjual dan membeli, shalat, shaum, menikah, bermuamalah, dan pergi haji." Rasulullah bersabda, "Jika kamu lewat taman-taman surga hendaklah kamu ikut bercengkrama!" Mereka bertanya, "Apa taman-taman surga itu, Ya Rasulullah?" 

Beliau menjawab, "Halaqoh-halaqoh dzikir, karena sesungguhnya Allah SWT mempunyai malaikat yang berkeliling mencari halaqoh-halaqoh zikir, apabila mereka mendatangi orang-orang yang berzikir tersebut akan berhenti dan melingkari mereka". (HR Tirmidzi).

Ibnu Mas'ud ra jika mengucapkan hadis ini, berkata, "Aku tidak maksudkan itu halaqoh-halaqoh yang membahas kisah-kisah, melainkan halaqoh yang membahas fikih." Diriwayatkan oleh Anas ra bahwa maknanya begitu juga.

Dengan demikian, zikirnya seorang Muslim dalam kondisi saat ini adalah tidak sebatas pada ucapan-ucapan tasbih, takbir, tahmid, dan istigfar, tapi yang lebih penting adalah bagaimana kita dalam setiap aktivitas kita senantiasa terikat pada perintah dan larangan Allah SWT. 

Apalagi dalam kondisi yang serba semrawut dan penuh ketidakjelasan seperti sekarang ini, di mana krisis yang tak kunjung berakhir, kerusuhan, teror, huru-hara, dan pemaksaan kehendak masih terus menghantui dan membayangi kehidupan kita. 

Sudah sepatutnya kita lebih mempergiat aktivitas berzikir. Karena pada hakikatnya semua musibah yang menimpa kita adalah cobaan, ujian, sekaligus azab dari Allah lantaran perbuatan kita sendiri yang tidak bertahkim dan mengatur segala aspek kehidupan kita dengan apa yang diturunkan Allah yaitu Islam.

Allah SWT berfirman: Telah banyak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar (Islam). (QS Ar-Ruum: 41). 

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement