REPUBLIKA.CO.ID, CISARUA -- Sebagai corong dakwah Nahdlatul Ulama, LDNU (Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama) terus bergerak menyiapkan kader-kader dai muda yang siap terjun ke dunia Internasional dan media. Setelah melalui proses seleksi yang cukup panjang, saat ini terpilih 20 dai muda dari berbagai daerah di Indonesia sebagai Tim Inti Dai Internasional & Media (TIDIM) LDNU.
Wakil Sekretaris LDNU yang juga penanggung jawab program TIDIM KH Wahfiudin Sakam mengungkapkan, program ini adalah program perdana. "Kami telah menyiapkan berbagai pelatihan untuk membekali dan meningkatkan kompetensi para kader dai Nahdlatul Ulama. Salah satunya adalah Pelatihan Dakwah Transformatif yang diadakan selama 11 hari (19-29/05)," jelas KH Wahfiudin.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj saat pembukaan pelatihan mengingatkan seluruh peserta agar sungguh-sungguh dalam berdakwah. "Islam yang tumbuh di Indonesia terbukti mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Sebagai pemegang amanah, janganlah kita ragu untuk mendakwahkan Islam Nusantara dalam kondisi apa pun," terangnya.
Pelatihan Dakwah Transformatif baru saja usai, Ahad (29/5). Selama 11 hari, para peserta mendapatkan berbagai materi yang dibutuhkan untuk tugas ke luar negeri, antara lain bahasa Inggris, pemanfaatan TIK, psikoterapi, sosial-budaya, fisik, dan mental, branding and positioning, public speaking, penguatan nilai-nilai Aswaja (Ahlus Sunnah Wal Jamaah) hingga pelatihan jurnalistik.
Nugraha Romadhan, Ketua Panitia Pelatihan Dakwah Transformatif menjelaskan, seluruh peserta dikarantina 11 hari di Wisma Flora, Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Peserta ada yang dari Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
"Metode yang kami gunakan adalah pembelajaran orang dewasa (POD). Seluruh peserta terlibat aktif dan partisipatif untuk menyukseskan pelatihan," ujar pengurus LDNU Divisi Diklat & Pengaderan ini.
Nugraha menambahkan, pada bulan Ramadhan ini, LDNU akan memberangkatkan delapan kadernya ke Eropa, Hong Kong, dan Malaysia. Sebagian akan melakukan safari dakwah ke berbagai daerah di nusantara.