Senin 23 May 2016 14:24 WIB

Di Forum Doha, Ustaz Zaitun Lantang Kritisi Peran PBB

Ustaz Muhammad Zaitun Rasmin di Forum Doha, Ahad (22/5)
Foto: Ist
Ustaz Muhammad Zaitun Rasmin di Forum Doha, Ahad (22/5)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Forum Doha yang digelar di Doha, Qatar, memasuki hari ke-2 pada Ahad (22/5). Forum internasional ini dihadiri perwakilan lebih dari 100 negara. Termasuk di antaranya beberapa kepala negara, mantan kepala negara, para menteri dan lima orang calon sekretaris jenderal PBB.

Dalam sesi ini, Wakil Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Ustaz Muhammad Zaitun Rasmin dalam sesi pembahasan masalah keamanan dan terorisme berkesempatan menjadi penanggap.

Menangapi pemakalah dari utusan khusus PBB bagi proses perdamaian Timur Tengah Nikolay Mladenov (UN Spesial Coordinator for the Middle East Peace Process), Ustaz Zaitun menjelaskan, salah satu penyebab berlarut-larutnya berbagai masalah keamanan dan perang di Timur Tengah adalah kelemahan PBB dalam menangani masalah-masalah tersebut.

Dia menjelaskan,  PBB pun terkesan tunduk pada kepentingan negara-negara kuat  sekalipun mereka  berlaku tidak adil terhadap negara atau bangsa lainnya.

"Sebagai contoh adalah masalah Palestina. Dimana telah mengalami penjajahan dan penindasan hampir 1 abad tetapi PBB belum bisa mengembalikan keamanan di sana apalagi mengembalikan  hak hak bangsa Palestina yang terampas dan jutaan dari  mereka yang terusir dari tanah airnya," tegas wakil ketua MIUMI dan ketua ikatan dai dan ulama Asean itu di Doha lewat siaran pers kepada Republika.co.id di Jakarta, Senin (23/5).

Dia menjelaskan, keadaan  ini menyebabkan keputusasaan dari umat Islam di berbagai kawasan Timur Tengah, bukan saja di Palestina. Menurut dia, keputusasaan tersebut menjadi salah satu sebab tindakan terorisme di kawasan tersebut.

"Kita semua menolak dan mengecam terorisme tapi kita juga harus mempertanyakan bagaimaana peran dan sikap yang seharusnya dijalankan oleh  PBB," papar Pengurus MUI Pusat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement