Kamis 19 May 2016 04:53 WIB

Kisah Warisan Diponegoro, Pangeran Ulama Pemimpin ‘Java Oorlog’

Foto:

Layaknya rekan sesama bangsawan kraton di zamannya, Pangeran Diponegoro pun memiliki sejumlah pusaka. Salah satu kesayanganya adalah tombak Kiai Rondhan, yang dianggapnya mempunya daya magis memberikan perlindungan dan peringatan (wangsit) akan datangnya bahaya.

Pada 13 November 1829, ia kehilangan senjata tersebut saat ia disergap di pegunungan Gowong. Hilangnya Kiai Rondhan sangat mempengaruhi mental Diponegoro. Ia saat itu pun menganggap terlepasnya Kiai Rondhan dari tanagnnya sebagai tanda atau isyarat bahwa dirinya telah dikhianati oleh tiga pemimpin yang paling dipercayainya di Mataram.

Tombak pusaka ini sebenarnya hendak diwariskan kepada putera tertuanya. Namun, benda ini  kemudian jatuh ke tangan tentara Belanda dan kemudian dikirimkan kepada raja Belanda Willem I (1813-40), bersama pelana kudanya, sebagai rampasan perang. Barang ini pun akhirnya dikembalikan kepada Indonesia oleh Ratu Juliana pada tahun 1978 sebagai hasil ‘Kesepakatan Budaya Belanda-Indonesia’ yang ditandatangani pada tahun 1968.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement