Ahad 15 May 2016 08:32 WIB

'Makassar Dirancang Berdasarkan Alquran'

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto.
Foto: Antara
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengaku merancang pemerintahannya berdasarkan kitab suci Alquran dan menyamakannya dengan peristiwa Isra Mi'raj.

"Saya merancang kota ini berdasarkan Alquran, mirip kisah Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, menerima perintah shalat," jelasnya pada peringatan Isra Mi'raj di Masjid Nurut Taqwa, Makassar, Sabtu (14/5).

Danny Pomanto -- sapaan akrab wali kota menjelaskan semangat pemerintahan yang digagasnya dengan menyamakan kisah Isra Mi'raj seperti dengan perintah shalat serta membersihkan diri. Ia mengaku ketika hendak menunaian ibadah shalat untuk menghadap Allah SWT, maka yang pertama harus dilakukan dengan mengawalinya berwudhu dan niat.

"Tidak akan mungkin seseorang mampu menghadap Tuhan jika ia rantasa (kotor). Karenanya di awal pemerintahan saya, program pertama yang dilakukan adalah Makassar ta Tidak Rantasa (MTR)," katanya.

Selanjutnya dalam shalat itu, hendaknya dilaksanakan seolah-olah kita bedialog langsung dengan pencipta dan harus dilaksanakan dengan penuh tawadu serta tidak sombong. Menurut Danny, dalam pemerintahannya, hal ini disebut Sombere (keramahan) yang sekarang gencar disosialisasikannya pada setiap kegiatan maupun kunjungannya kepada warga.

"Jika orang tidak sombere atau sombong, maka hilanglah proses silaturrahmi didalamnya. Masyarakat yang sombong tidak memungkinkan terciptanya komunitas yang kuat seperti di Kampung Paropo," sebutnya.

Lalu, saat Nabi diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa hingga ke Sidratul Muntaha' dengan waktu yang begitu cepat bagi Danny dimaknainya sebagai teknologi. Hal ini pula sehingga terciptalah konsep Smart City di kota ini.

"Jika Isra Mi'raj adalah pembeda yang diberikan Nabi Muhammad dari nabi-nabi sebelumnya, maka MTR membedakan orang rajin dan malas, Sombere membedakan orang mau silaturrahmi dan tidak serta Smart City adalah pembeda antara orang yang ingin bergerak maju ke depan dan orang yang hanya ingin jalan di tempat," ujarnya.

Ustad Nasir Jamaluddin sebagai pembawa hikmah Isra Mi'raj tertegun dengan penjelasan Danny itu. Ia pun membenarkan penjelasan Danny dan menyampaikan jika orang yang menyebut dirinya beragama mestilah mau menjalankan program wali kota.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement