Senin 09 May 2016 18:32 WIB

Said Aqil Jamin tak Ada Warga NU Terlibat Terorisme

Rep: C25/ Red: Achmad Syalaby
  Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siroj (kiri), bersama Rais 'Aam PBNU KH Maruf Amin menggelar keterangan pers tentang acara Internasional Summit of The Moderat Islamic Leaders (Isomil) dan NU Care di kantor PBNU, Jakarta, Kamis (11/
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siroj (kiri), bersama Rais 'Aam PBNU KH Maruf Amin menggelar keterangan pers tentang acara Internasional Summit of The Moderat Islamic Leaders (Isomil) dan NU Care di kantor PBNU, Jakarta, Kamis (11/

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- International Summit of Moderate Islamic Leaders (ISOMIL)  membahas permasalahan tentang Islam moderat. Konsep itu dimaksudkan untuk menangkal radikalisme dan terorisme.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj meyakini warga Nahdlatul Ulama atau yang dikenal dengan sebutan Nahdliyin tidak akan terlibat dengan tindakan terorisme. Hal itu dikarenakan warga NU senantiasa diajarkan kiai-kiai untuk menerapkan Islam yang moderat dalam kehidupan sehari-hari."Dijamin warga NU tidak terlibat terorisme," kata Aqil, usai memberi sambutan di ISOMIL, Jakarta, Senin (9/5).

Said Aqil bahkan menjelaskan, warga NU selalu diajarkan untuk tidak boleh menjadi pribadi yang sombong sehingga sangat jauh dari perbuatan keji seperti membunuh. Maka dari itu, ia berharap konsep pendidikan yang diterapkan ulama-ulama NU kepada Nahdliyin, dapat ditularkan kepada ulama-ulama Timur Tengah.

Ia melihat, ulama-ulama di Timur Tengah selama ini kerap menolak mentah-mentah konsep nasionalisme barat, yang dianggap sekuler dan melanggar aturan Islam. Padahal, pola pikir NU seperti yang dibawa Hasyim Asy'ari, tidak pernah mempertentangkan nasionalisme dengan Islam dan sebaliknya.

Dia mengingatkan, setiap warga negara tentu harus menguatkan Tanah Air mereka terlebih dulu, karena akan memuluskan perjalanan dakwah Islam yang hendak ditebarkan ulama-ulama. Menurut Said Aqil, kondisi itu berlaku sebaliknya saat agama tidak diperdulikan para pemimpin, maka negara tidak akan kokoh berdiri dan kering kerontang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement