REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- International Summit of Moderate Islamic Leaders (ISOMIL) berhasil mempertemukan ulama-ulama dunia. Mengusung Islam Nusantara, konsep ini diharapkan dapat menjadi solusi perdamaian negara Islam.
Ketua Panitia ISOMIL Imam Aziz mengatakan hampir seluruh peserta undangan yang merupakan ulama-ulama dunia sudah datang di pembukaan ISOMIL, baik dari dalam maupun luar negeri. Nantinya, seluruh rangkaian kegiatan ISOMIL akan ditutup dengan sebuah deklarasi, dari para ulama dunia untuk mengembalikan konsep Islam moderat.
"Nanti akan jadi sebuah deklarasi dan akan dibacakan di akhir acara penutupan," kata Imam, Senin (9/5).
Deklarasi itu, lanjut Imam, merupakan dorongan dari NU dan komunitas ulama dunia akan Islam moderat, agar dapat diterapkan di negara masing-masing, terutama di Timur Tengah. Ia berharap, konsep perdamaian yang ditawarkan Islam Nusantara dapat menjadi solusi dalam menciptakan perdamaian di antara masyarakat Islam internasional.
Untuk peserta undangan dari luar negeri, Imam menjelaskan ISOMIL telah dihadiri setidaknya 35 ulama yang berasal dari 30 negara Islam di seluruh dunia, terutama Timur Tengah. Untuk peserta undangan dari dalam negeri, Imam menuturkan seluruh perwakilan pengurus PBNU dari 27 provinsi di Indonesia telah hadir, minus empat provinsi yang berhalangan.
Peserta undangan itu belum termasuk ulama-ulama dari Libya, Mesir dan Amerika Serikat, yang masih diperjalanan dan telah mengkonfirmasi kehadiran. Imam menambahkan, saat ini PBNU sendiri sudah memiliki 40 Kedutaan Besar Nahdlatul Ulama (KBNU) atau pengurus cabang istimewa yang tersebar di seluruh dunia.
- ISOMIL Ingatkan Umat Pentingnya Islam Moderat
- Saatnya Pola Pikir Hasyim Asyari Diterapkan di Dunia