REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menghelat Internasional Summit of Moderator Islamic Leaders (ISOMIL). Pertemuan ulama dunia ini bertujuan mengingatkan umat akan konsep Islam moderat.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia dan Rais Aam PBNU, Ma'ruf Amin, mengatakan ISOMIL merupakan salah satu cara Nahdlatul Ulama mengingatkan umat Islam akan dakwah moderat. Ia meyakini kehadiran ulama dunia di ISOMIL, akan berperan penting mengingatkan kembali umat seluruh dunia, akan pentingnya konsep moderat dalam Islam.
"ISOMIL ini bertujuan menjaga gerakan dakwah moderat di lingkungan kita masing-masing, sehingga tercipta umat Islam yang moderat di seluruh penjuru dunia," kata Ma'ruf menjelaskan.
Ia mengatakan konsep Islam Moderat ini sangat penting ditularkan kembali, mengingat belakangan gerakan ekstrimis yang mengatasnamakan dakwah telah menyebar luas. Ia berpendapat, setidaknya saat ini terdapat dua kelompok ekstrim yang tersebar di seluruh dunia, yang tentu mengancam karena mengatasnamakan Islam dalam setiap aksinya.
Kelompok pertama, lanjut Ma'ruf, kelompok yang kaku dan keras, terpaku pada satu pendapat dalam menentukan masalah halal dan haram dan mengambil hukum secara tekstual tanpa pendapat atau dalil lain. Sementara, kelompok kedua patuh pada barat yang menggampangkan segala hal dan beranggapan tidak ada kepastian dalam agama, sehingga semuanya bisa ditinjau ulang.
Untuk itu, kiai Ma'ruf menekankan dakwah Islam moderat menjaga kemudahan bukan menyulitkan, memberi kabar gembira bukan menakuti, lemah lembut bukan kasar, saling mengenal bukan menjauhkan.
Selain itu, ia menuturkan dakwah Islam moderat toleransi bukan fanatisme golongan, isi bukan bungkus, menerima pembaharuan bukan kaku, jelas tidak kabur, moderat bukan berlebihan atau menggampangkan.