Senin 09 May 2016 12:53 WIB

Aher Ingatkan Bahaya Dakwah dengan Penafsiran Dangkal

Rep: arie/ Red: Damanhuri Zuhri
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengimbau masyarakat untuk tidak terjebak pada dakwah-dakwah sesat yang kini marak. Menurut Aher, saat ini ada yang mengancam masyarakat.

"Terlebih saudara-saudara kita di luar pesantren, seperti di kampus-kampus, dan tempat orang-orang berkumpul lainnya. Yang perlu diwaspadai adalah, biasanya mereka berdakwah dengan ayat-ayat Allah. Tapi dengan penafsiran yang dangkal," ujar Heryawan yang akrab disapa Aher kepada wartawan, Senin (9/5).

Aher mencontohkan, ada ayat yang mengatakan shalatlah di waktu pagi, siang dan malam. Namun, dengan ajaran yang sesat, malah memerintahkan orang untuk melakukan ibadah shalat tiga kali sehari.

"Padahal, pagi itu ada Subuh, siang itu ada Dhuhur dan Ashar, malam ada Maghrib dan Isya, jadi shalat itu ya lima waktu sehari. Tidak bisa ditawar-tawar lagi," katanya mengingatkan.

Oleh karena itu, kata Aher, memperdalam pengetahuan agama menjadi penting. Karena, dengan diselipkan ayat-ayat Allah tersebut, yang benar dan yang sesat memang menjadi samar.

Selain itu dalam penyebaran alirannya pun, kata Aher, sebagian ada yang menyebarkan secara mandiri (bukan kelompok) sehingga kadang tak mudah terdeteksi.

Untuk mencegah paham tersebut, kata  Aher, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menggalakkan mengaji bagi pelajar SMA/SMK sederajat. Melalui program membaca Alquran selama 30 menit sebelum memulai pelajaran sekolah bagi pelajar muslim. Program ini, akan mulai diberlakukan saat alih kelola SMA/SMK oleh Pemerintah Provinsi 2017 mendatang.

Pemprov Jabar, kata Aher, akan memasang televisi di setiap kelas. Nantinya, secara teleconference terhubung dengan pembimbing dari Gedung Sate. Aher menilai, kalau anak-anak dibimbing terus dengan mengaji, akan memberikan pengetahuan agama yang benar. "Ini ikhtiar kita untuk memupuk sejak dini agar para pelajar tidak terpengaruh aliran sesat," katanya.

Pemprov Jabar pun, ungkap Aher, akan memberikan beasiswa untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) kepada para pelajar apabila dapat menghafal bacaan Alquran minimal 15 Juz dan lulus ujian masuk PTN.

Hal ini dilakukan, kata dia, untuk meningkatkan prestasi para siswa di Jawa Barat. Sebab, seseorang yang hafal Alquran secara otomatis akan meningkatkan kecerdasan yang berujung pada prestasi.

"Yang hafal Alquran itu pasti cerdas dan prestasinya pasti bagus, karena itu siswa yang hafal 15 Juz lebih dan lulus kita akan berikan beasiswa untuk ke Perguruan Tinggi," kata Aher.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement