Ahad 08 May 2016 18:34 WIB

Fatayat NU Deklarasikan Sikap Antiradikalisme

Rep: Eko Widiatno/ Red: Achmad Syalaby
Fatayat NU
Fatayat NU

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Peringatan hari lahir Fatayat NU ke 66 di Purbalingga, tidak hanya diisi dengan kegiatan pengajian atau kegiatan keagamaan lainnya. Perhelatan itu juga diisi dengan penandatanganan ikrar menolak gerakan radikalisme yang diikuti seluruh pengurus pimpinan ranting dan cabang Fatayat NU Purbalingga, di pendopo Wakil Bupati Purbalingga, Ahad (8/5).

Dalam ikrar tersebut, Fatayat NU Purbalingga menegaskan tidak bisa menerima kehadiran nilai-nilai radikalisme yang bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, nilai-nilai agama dan kemanusiaan.

''Untuk itu, kami juga menolak segala bentuk aksi kekerasan, ekstrimisme dan terorisme di bumi Nusantara. Untuk itu, seluruh anggota Ftayat NU Purbalingga akan meningkatkan kewaspadaan terhadap segala upaya dan usaha penanaman nilai-nilai radikalisme,'' jelas Ketua Fatayat NU Cabang Kabupaten Purbalingga, Siti Mutmainah.

Mutmainah juga menambahkan, Fatayat NU telah berkomitmen untuk menebarkan nilai-nilai agama Islam yang 'rahmatan lil alamin', jauh dari nilai-nilai kekerasan. ''Untuk itu, kami dari Fatayat NU Purbalingga, siap bekerjasama dan mendukung pemerintah dalam menanggulangi dan memberantas gerakan radikalisme,'' tegasnya.

 

Mantan Sekjen PBNU yang juga anggota DPR dari Fraksi PKB Taufiq R Abdullah, dalam kesempatan mengapresiasi penyataan sikap Fatayat NU Purbalingga yang secara tegas menolak gerakan radikalisme. ''Deklarasi  atau ikrar tersebut merupakan bagian dari langkah dan upaya NU untuk menghadapi salah satu persoalan yang kini sedang dihadapi bangsa Indonesia,'' jelasnya.

Menurut dia, selama 20 tahun terakhir ini, Indonesia terus mengalami gejolak sebagaimana yang terjadi pada tahun 1950-an, dimana seluruh kekuatan ideologi berupaya menancapnya pengaruhnya pada masyarakat. ''Kondisi Indonseia saat ini, ibarat seperti supermarket idologi karena ideologi apa pun ada di Indonesia,'' jelasnya.

Yang memprihatinkan, ada di antaranya ideologi yang bersifat radikal. ''Ini yang harus kita antisipasi agar tidak terus tumbuh dan berkembang,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement