REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak 500 pelaku ekonomi anggota Jaringan Saudagar Muhammadiyah akan menggelar pertemuan di Yogyakarta pada 12-14 Mei. Pertemuan itu bertujuan untuk memperkuat konsolidasi kegiatan ekonomi berbagai sektor di internal organisasi itu.
"Pertemuan itu bertujuan memperkuat peran Muhammadiyah dalam membangun bangsa, bukan hanya melalui amal usaha pendidikan dan kesehatan saja, namun juga di sektor ekonomi," kata Ketua Panitia Temu Jaringan Saudagar Muhammadiyah Herry Zudianto di Yogyakarta, Kamis (28/4).
Herry berharap melalui pertemuan saudagar yang bersamaan dengan Rapat Kerja Nasional Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah tersebut mampu mengembalikan peran para saudagar. Pengusaha memang dikenal sebagai salah satu sokoguru pendirian salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia itu.
Menurut dia, Muhammdiyah ke depan harus tetap menjadi organisasi yang mandiri serta independen dari berbagai kepentingan politik. Karena itu, organisasi itu harus tetap mampu membiayai dirinya sendiri.
Selama ini, dia menjelaskan, cukup banyak warga Muhammadiyah yang sukses mengembangkan kegiatan ekonomi baik di sektor industri, jasa, serta perdagangan. Namun demikian, mereka masih berjalan sendiri-sendiri dan belum terkoordinasi secara optimal.
"Seperti kita ketahui dulu Muhammadiyah bisa berdiri juga berkat dukungan infak dan sadaqah para sudagar. Tapi sekarang kami merasa peran itu cenderung menurun," kata Herry yang juga Wakil Ketua Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah itu.
Ia juga berharap melalui kegiatan yang merupakan tindak lanjut dari rekomendasi Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar itu, para pelaku usaha Muhammadiyah yang telah sukses mampu menggandeng para pelaku usaha di sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk bersama-sama berkembang."Sehingga Muhammadiyah akan benar-benar diperhitungkan dalam menyokong pertumbuhan ekonomi nasional," kata dia.