REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Ketua Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa mengingatkan agar pondok pesantren berhati-hati terhadap bahaya narkoba yang masuk ke pesantren dalam bentuk vitamin.
"Narkoba sudah masuk ke berbagai lembaga, di TNI ada yang terkena, Polri ada yang terkena, di Perguruan Tinggi termasuk pondok pesantren juga ada yang terkena," kata Khofifah Indar Parawansa dalam deklarasi dan ikrar laskar antinarkoba Pengurus Wilayah dan Cabang Muslimat NU di Provinsi Banten, di Pesantren Al-Mubarok Kota Serang, Sabtu (23/4).
Ia mengatakan, saat ini narkoba masuk dan dikenalkan ke pesantren dalam bentuk lain yakni berupa vitamin yang bisa memberi kekuatan untuk berdzikir. Setelah dicoba berulang kali, akhirnya pengguna tersebut menjadi ketagihan. "Indonesia sudah darurat narkoba. Tahun 2015 saja uang rakyat yang dibelanjakan narkoba mencapai Rp 63 triliun," kata Khofifah yang juga Mensos, usai deklarasi dan melantik pengurus Muslimat NU Banten.
Ia mengatakan, sebagai bentuk dukungan Muslimat NU perang terhadap narkoba, pengusur Muslimat NU diseluruh Indonesia mendeklarasikan laskar antinarkoba Muslimat NU seluruh daerah yang dimulai saat hari lahir (Harlah) NU di Semarang, beberapa waktu lalu.
"Yang diambil dari kita oleh narkoba itu adalah kehidupan. Ketika kita menggunakan, maka akan mengajak agar ketagihan, disaat ketagihan maka sama dengan menjemput kematian," ucap Mensos.
Menurutnya, Indonesia sudah darurat narkoba, karena setiap hari sekitar 40 sampai 50 orang meninggal dunia karena narkoba. Pada Tahun 2015 uang rakyat yang dibelanjakan narkoba mencapai Rp63 triliun. "Coba kalau uang sebesar itu dibangun mesjid, madarasah dan pesantren di Banten maka pendidikan kita akan hebat," tukasnya.
Oleh karena itu, Muslimat NU mulai dari Malang deklarasi perang terhadap narkoba dan membentuk laskar Muslimat NU di daerah untuk berantas narkoba. "Nanti disiapkan laskar di tiap-tiap ranting, ada laskar untuk beranatas narkoba," imbuhnya.