REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siti Aisyah (47) tidak menyangka akan terpilih menjadi salah satu dari enam guru yang diberangkatkan umrah secara gratis oleh BNI Syariah dan Biro Perjalanan Umrah dan Haji NRA Group. Kabar gembira itu Siti terima dari kepala sekolah tempat ia mengajar Desember tahun lalu.
Seperti mimpi di siang bolong, keinginan umrah yang sudah sejak lama Siti idamkan akhirnya terwujud. Keinginan itu awalnya sempat hanya menjadi mimpi karena ibu empat orang anak ini belum merasa mampu secara finansial.
"Kalo melihat kemampuan ekonomi, ya tidak mungkin rasanya, bagi saya yang penting untuk anak sekolah sudah cukup," kata Siti kepada Republika, Rabu (20/4).
Meski ada niatan untuk menunaikan ibadah umrah, Siti tidak memiliki uang lebih untuk ditabungnya agar bisa menginjakkan kaki di Tanah Suci. Saat ini Siti masih menanggung biaya pendidikan tiga anaknya yang masih duduk di bangku sekolah.
Penghasilan Asep (47), suami Siti, sebagai petani palawija dengan dibantu upahnya sendiri sebagai guru honorer di MTS milik Yayasan pondok pesantren Darul Mustaqim di Pamijahan Bogor hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya pendidikan empat orang anaknya.
Kendati demikian, niatan untuk berkunjung ke Baitullah selalu terlintas di benak Siti. Keinginan untuk memberangkatkan Siti umrah pun sempat diucapkan oleh anaknya.
"Anak saya yang kecil suka bilang kalau sudah selesai sekolah dan jadi orang sukses katanya mau memberangkatkan saya umrah," kata Siti menceritakan.
Kini pengabdiannya sebagai seorang guru honorer dengan gaji pas-pasan selama 25 tahun terbalas dengan diberikannya kesempatan untuk bertamu ke Baitullah. Siti pun mendapatkan dukungan secara penuh dari keluarga terutama sang suami untuk berangkat umrah.
"Subhanallah, saya tidak pernah berhenti menangis dan berucap syukur," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Sesampainya di Tanah Suci nanti, Siti akan berdoa semoga diberi kesempatan untuk berumrah bersama orangtua, suami dan anak-anaknya dengan kemudahan yang diberikan oleh Allah SWT.