REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PP Muhammadiyah telah menetapkan awal Ramadhan 1437 Hijriyah jatuh pada Senin, 6 Juni 2016. Ormas Islam ini juga menetapkan 1 Syawal 1437 H jatuh pada Rabu 6 Juli 2016.
Anggota Badan Hisab Rukyat (BHR) Kementerian Agama Thomas Djamaluddin mengatakan, pada umumnya penghitungan kalender hisab ormas Islam sama karena telah menggunakan perangkat lunak astronomi.
(Baca: Muhammadiyah: Awal Puasa 6 Juni 2016).
"Hanya perbedaan penghitungan hisab itu pada kriteria, seperti Muhammadiyah dan NU, awal Ramadhan, Muhammadiyah dan NU dari segi perhitungan kalender akan seragam," jelas dia kepada Republika.co.id, Selasa (19/4).
Dia menjelaskan, kriteria kedua ormas Islam terbesar di Indonesia itu memungkinkan awal Ramadhan jatuh pada Senin (6/6). Menurut dia, posisi bulan pada Ahad 5 Juni memenuhi kriteria wujud hilal yang digunakan Muhammadiyah maupun ketinggian dua derajat yang digunakan NU. Dengan demikian, kedua ormas itu berpeluang besar memulai Ramadhan pada hari yang sama.
Meski demikian, ketinggian tersebut belum memenuhi kriteria yang digunakan Persis. Persis menggunakan kriteria beda tinggi bulan matahari 4 derajat, ketinggian 3 derajat, jarak bulan matahari 6,4 derajat. Karena itu, dia menjelaskan, posisi bulan pada 5 Juni kemungkinan belum memenuhi kriteria Persis. Kalender Persis pun akan menempatkan 1 Ramadhan pada 7 Juni.
"Tetapi nanti kita tunggu keputusan Persis saat sidang isbat, apakah dia mengikuti keputusan sidang atau tidak," jelas dia. Mengingat ada aturan larangan berpuasa pada hari yang meragukan, dia menjelaskan, kemungkinan perbedaan awal Ramadhan dengan Persis bisa saja terjadi meski Idul Fitri bisa berbarengan.