Kamis 14 Apr 2016 15:55 WIB

BNPT: Islam Bukan Teroris

Rep: C25/ Red: Achmad Syalaby
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengunjungi Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kunjungan kali ini dimaksudkan untuk bertukar pikiran soal terorisme.

Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Hamidin mengatakan kalau terorisme tidak bisa dipandang dari pakaian saja, termasuk dari atribut-atribut yang kerap digunakan. Ia menegaskan kalau tindakan teroris tidak bisa begitu saja disamakan dengan Islam karena Islam memang bukan terorisme.

"Terorisme tidak sama dengan Islam, Islam bukan teroris," kata Hamidin di Jakarta, Kamis (12/4).

Terkait diskusi, Hamidin mengaku acara serupa merupakan kegiatan yang sering dilakukan BNPT, untuk mendengar pandangan dari tokoh-tokoh masyarakat. Ia menekankan diskusi itu rutin dilakukan dan berkesinambungan, serta memiliki program-program yang senantiasa berbeda setiap kali dilakukan.

Ia menjelaskan kalau proses terorisme bermula dari radikalisasi yang mudah sekali terjadi dalam semua level. Tidak terkecuali di keluarga sendiri. Hamidin menambahkan ada fase pra radikalisasi, dengan tokoh-tokoh yang berperan menanamkan paham radikal, salah satunya tokoh terpandang seperti ustaz.

Hamidin menerangkan kalau tokoh itu biasanya menjadi obyek yang diidolakan, termasuk saat mengkafirkan dan menolak beribadah dengan sesama Muslim dari kelompok lain. Ia mengingatkan fase ini yang harus diwaspadai sejak awal, karena terdapat proses baiat kepada orang-orang untuk melakukan tindakan teror. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement